Dua menteri ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lantaran dugaan korupsi, yakni mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dan Menteri Sosial non-aktif Juliari P Batubara.
Pengamat politik Adi Prayitno dalam Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne bertajuk 'Desakan Reshuffle Kabinet' menjelaskan alasan lain kenapa reshuffle penting. Selain dua menteri tersebut ditangkap KPK, adalah keluhan yang dilayangkan sendiri oleh Presiden Jokowi.
Baca Juga: Menteri Hasil Reshuffle Harus Miliki Komitmen untuk Kepentingan Rakyat
"Presiden sudah empat kali marah-marah berkeluh kesah ke publik," kata Adi, Selasa (15/12/2020).
Dengan kemarahan Kepala Negara itu sebelumnya, menurutnya, publik sudah menangkap akan ada pergantian. Lantaran, ada menteri-menteri yang tidak bisa bekerja di era extraordinary pandemi Covid-19 saat ini. Selain, kata dia, faktor dua menteri yang sudah ditangkap KPK tersebut.
Kapan reshuffle harus dilakukan, menurut dia, saat ini adalah waktu yang tepat. Melihat kondisi di kabinet dan kerja ke depan yang banyak tantangannya. "Presiden tak perlu berlama-lama lagi, seluruh rakyat Indonesia menunggu," katanya.
Hal senada dikatakan politikus PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira. Dalam program yang sama, ia sependapat bahwa masalah reshuffle memang lebih baiknya dilakukan dalam waktu dekat ini. "Reshuffle akhir tahun, ya paling lambat awal tahun, ya momentum yang tepat," kata Andreas.
Selain karena dua menteri kabinet yang sudah diciduk KPK, menurut dia, penting juga bagi menteri yang baru untuk mempelajari dan mengetahui seluk beluk anggaran. Karena, pada 2021 sudah masuk momentum pembahasan APBN 2021.
Terkait nama, Andreas mengatakan tidak ada yang tahu. Karena mengenai ini adalah prerogatif Presiden Jokowi dan mungkin dengan ketua umum partai politik. Bahwa ada isu-isu yang beredar di luar, menurut dia, itu hanya humor politik.
Termasuk beberapa nama yang muncul seperti Tri Rismaharini untuk di menteri sosial. Menurut dia, itu hanya rumor. "Itu wilayah presiden dan ketum. Saya kira pada saatnya juga akan diumumkan," katanya.
Sementara itu, Ketua Relawan Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer, juga menilai sudah saatnya dilakukan reshuffle kabinet. Dia membandingkan dengan periode pertama Presiden Jokowi, 2014-2019, di mana para menterinya langsung bekerja. Itu jauh berbeda dengan awal-awal periode kedua ini, 2019-2024.
"Sepertinya bukan lagi orientasi kerja, tapi party, pesta," tuturnya.
Ia beralasan, seperti dua menteri yang tertangkap KPK, justru berlomba-lomba mencari barang-barang mewah dan mengumpulkan kekayaan sendiri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum