Ketua Project Manajemen Office Merger Bank Syariah, Hery Gunardi, mengatakan bahwa Bank Syariah Indonesia (BSI) menyiapkan rencana bisnis yang akan dilakukan pada tahun 2021-2023 dengan mendesain ulang model bisnis yang lebih inklusif sesuai dengan prinsip syariah setelah merger tiga bank syariah milik Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
"Kami sepakat membangun brand lebih tidak terlalu menggambarkan bank ini eksklusif, tapi inklusif, menjadi bank syariah lebih universal," kata Hery dalam jumpa pers virtual, Rabu (16/12/2020).
Baca Juga: Teken Akta Penggabungan, Bank Syariah Indonesia Diminta Jadi Katalis Ekonomi Syariah
Hery Gunardi yang akan menjadi Direktur Utama BSI menjelaskan, bank syariah itu akan merangkul semua lapisan nasabah baik milenial maupun nonmilenial sesuai dengan prinsip syariah. Ia menuturkan, BSI akan memperkuat bisnis wholesale banking dengan membangun jangkar client, mengingat modal yang dimiliki dari merger tiga bank syariah milik perusahaan anak bank BUMN itu akan makin kuat.
Bisnis di wholesale, lanjut dia, akan membidik rantai nilai segmentasi mulai dari prinsipal, distributor, subdistributor sesuai dengan prinsip syariah. Selanjutnya, BSI juga akan menjadi pemimpin dalam pembiayaan sindikasi.
Target selanjutnya adalah menyasar pasar sukuk global terutama di Timur Tengah mengingat potensi pasar yang besar dengan rencana mendirikan kantor perwakilan di Dubai pada 2021. "Dengan demikian, kalau ada perusahaan bagus di Indonesia seperti BUMN ingin melakukan isue sukuk global, nanti bank ini bisa bantu mencari dari sisi investor," tutur Hery.
Bank ini juga akan memperkuat lini bisnis konsumer baik otomotif dan KPR serta ritel dengan basis pembiayaan menggunakan gaji nasabah atau payroll dengan produk mitra guna. Pihaknya juga akan mendukung kredit usaha rakyat (KUR) untuk mendorong UMKM yang terintegrasi atau merupakan referral dari cabang dan memiliki rantai nilai dari bisnis wholesale.
BSI juga akan mendorong pengembangan digital banking serta meningkatkan produk-produk yang menjadi primadona di antaranya gadai emas, cicil emas, zakat, infaq, sedekah, dan wakaf.
"Cabang juga kita rebranding ulang dengan 1.200 cabang," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Puri Mei Setyaningrum