Pejabat lokal mengatakan buku pelajaran sekolah, yang dulu terkenal karena merendahkan orang Yahudi dan non-Muslim lainnya sebagai "babi" dan "kera", sedang direvisi sebagai bagian dari kampanye Pangeran MBS untuk memerangi ekstremisme dalam pendidikan.
Pewaris takhta Saudi itu telah mengekang pengaruh polisi agama yang dulu sangat kuat, karena dia mengizinkan konser musik campuran gender, bioskop, dan hiburan lainnya. Namun, pendirian kuil dan gereja masih dilarang.
Awal bulan ini, Amerika Serikat mengonfirmasi kembali posisi Arab Saudi di antara daftar negara yang masuk daftar hitam kebebasan beragama.
"Negara-negara tersebut dituduh terlibat atau menoleransi pelanggaran sistematis, berkelanjutan, pelanggaran berat terhadap kebebasan beragama," kata Departemen Luar Negeri AS dalam laporan tahunannya.
Bulan lalu, Pangeran MBS berjanji untuk menyerang ekstremis dengan "tangan besi", setelah pemboman terhadap sekelompok diplomat Barat di pemakaman non-Muslim di kota Jeddah Laut Merah. Serangan itu diklaim dilakukan oleh kelompok ISIS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: