Mutasi Baru Corona, Inggris Bilang Mungkin Sudah Tersebar ke Wilayah Lain
Mutasi dari Covid-19 yang pertama kali terdeteksi di Inggris saat ini mungkin sudah menyebar ke tempat lain. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Transportasi Inggris, Grant Shapps.
Pada akhir pekan, pejabat kesehatan Inggris mengumumkan bahwa negara tersebut telah mengidentifikasi varian mutasi baru dari Covid-19 yang dapat menyebar lebih cepat daripada jenis virus Corona lainnya.
Baca Juga: Inggris Khawatirkan Jenis Baru Covid yang Menyebar Lebih Cepat karena...
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson kemudian mengumumkan pembatasan baru, terutama di London dan Inggris tenggara, untuk mencoba mencegah jenis virus baru menyebar ke seluruh negeri.
"Inggris melihat mutasi Covid-19 ini lebih cepat dibandingkan dengan di negara lain. Tetapi, negara lain juga akan memiliki varian baru virus ini," kata Shapps dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Senin (21/12/2020).
Sementara itu, Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran mengatakan bahwa ada kemungkinan jenis baru Covid-19 sudah ada di Prancis, tapi belum terdeteksi.
"Sangat mungkin virus itu beredar di Prancis," ucapnya.
Terkait kemunculan mutasi virus ini, beberapa negara Eropa memberlakukan pembatasan baru pada perjalanan ke dan dari Inggris. Belgia mengatakan akan melarang perjalanan kereta api dan pesawat dari dan ke Inggris. Belanda juga menangguhkan penerbangan, sedangkan Italia mengatakan sedang merencanakan larangan serupa.
Jerman mengatakan dapat memberlakukan pembatasan pada penerbangan dari Inggris dan Afrika Selatan, yang juga telah mendeteksi jenis baru dari Covid-19 tersebut. Austria juga berencana melarang penerbangan dari Inggris.
Spanyol mengatakan bahwa sebagai tanggapan atas langkah beberapa mitra Uni Eropa, mereka telah meminta Komisi Eropa dan Dewan Eropa untuk tanggapan masyarakat yang terkoordinasi terhadap situasi baru.
Selain itu, Iran dan Kuwait juga telah mengambil langkah serupa. Iran mengatakan akan menangguhkan seluruh penerbangan dari dan ke Inggris selama dua pekan kedepan, sedangkan Kuwait tidak merinci berapa lama mereka akan mengguhkan penerbangan dari dan ke Inggris.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: