Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jadi Menteri Jokowi, Adil dan Makmur untuk Prabowo-Sandi

Jadi Menteri Jokowi, Adil dan Makmur untuk Prabowo-Sandi Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (ketiga kiri) dan Ma'ruf Amin (kiri) bersalaman dengan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) usai Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). Debat tersebut mengangkat tema Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme. | Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi -

Keberadaan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di kabinet rivalnya di Pilpres 2019: Jokowi-Ma'ruf Amin masih saja dinyinyirin para pendukungnya.

Tak sedikit juga yang mengungkapkan kekecewaan dan kekesalannya. Tagline Adil & Makmur Bersama Prabowo-Sandi yang diusung capres-cawapres nomor urut 2 itu diplesetkan jadi Adil & Makmur untuk Prabowo-Sandi.

Baca Juga: Prabowo Pamer Foto Bareng Sandiaga, Netizen Langsung Nyinyir

Prabowo lebih dulu masuk Kabinet Jokowi dengan menduduki posisi sebagai Menteri Pertahanan. Setahun kemudian, giliran Sandi menyusul, menerima tawaran sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Di dunia maya, masuknya Prabowo-Sandi di kabinet Jokowi ini masih terus menjadi perbincangan menarik. Sudah dua hari, topik ini trending. Ada yang senang. Ada yang nyinyir. Ada yang kecewa. Dan, banyak juga yang mengomentarinya dengan candaan. Saking banyaknya yang berkomentar, kata kunci Prabowo-Sandi memuncaki trending topic di platform media sosial Twitter.

Tak cuma rakyat biasa yang berkomentar, sejumlah elite parpol juga tak ketinggalan bicara. Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, yang dalam Pilpres lalu jadi inisiator Gerakan #2019GGantiPresiden dan berada dalam gerbong Prabowo-Sandi tentu saja kecewa dengan kabar ini. Dia menggeleng-gelengkan kepala, mengetahui Sandi mengikuti jejak Prabowo masuk kabinet.

Menurut dia, untuk menyehatkan demokrasi, seharusnya semua figur dan partai pendukung Prabowo-Sandi menguatkan barisan oposisi agar check and balance bisa berjalan dengan baik. Kalau semua masuk pemerintahan, tak akan ada lagi yang mengontrol dan mengawasi pemerintah.

"Bagi demokrasi, ini bisa melemahkan karena membentuk persepsi bahwa pada akhirnya kekuasaan yang jadi tujuan," kata Mardani.

Protes juga dilayangkan mantan Sekretaris BUMN, M Said Didu. Menurutnya, keputusan Sandi jadi menteri itu tak masuk akal bagi yang memiliki idealisme perjuangan. "Bagi pengejar jabatan, hal seperti itu mungkin hal biasa saja," ujarnya.

Mereka yang kecewa mengungkit lagi tagline kampanye Prabowo-Sandi saat Pilpres 2019. "Pada akhirnya, Indonesia adil dan makmur dengan menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju," cuit akun @Raja_niel. "Slogannya sudah betul. Maksudnya, menjadi menteri bisa hidup makmur," timpal akun @Mun4fikun.

"Prabowo-Sandi nomor dua, ternyata dua-duanya menteri. Slogannya adil dan makmur. Pak Prabowo mengurusi keadilan di bidang pertahanan, Pak Sandi di bagian makmur untuk pariwisata dan ekonomi kreatif," cuit akun @ardhyhibs.

Namun, ada juga netizen yang memberikan pujian. Mereka menilai, bergabungnya Sandi menjadi akhir dari drama Pilpres yang membelah. Pemilik akun @hotitoki merasa sudah tepat memilih Jokowi-Ma'ruf di Pilpres lalu.

"Pilih Jokowi-Ma'ruf bonus Pabowo-Sandi," kicaunya.

Baca Juga: 'Panas-Dingin' Hubungan Susi Pudjiastuti dan Sandiaga Uno, Ternyata Bermula dari Sini

Juru Bicara Sandiaga Uno, Kawendra Lukistan, menyebut bahwa saat ini sudah tidak ada lagi perkubuan.

"Berkali-kali pesan Pak Prabowo kepada seluruh kader Gerindra, jangan ada ruang untuk perasaan pribadi ketika berbicara soal bangsa dan negara," kata Kawendra.

Tantangan Sandiaga dinilai berat karena menggerakkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tidaklah mudah di kala pandemi.

"Doakan agar beliau bisa mengemban amanah sebaik-baiknya. Terlebih sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ini sangat terdampak di tengah pandemi," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: