Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Virus Corona Baru Gak Bakal Masuk ke RI? Pakar: Virus Gak Kenal Musim dan Geografis!

Virus Corona Baru Gak Bakal Masuk ke RI? Pakar: Virus Gak Kenal Musim dan Geografis! Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mutasi virus corona Virus Under Investigation 20201201 (VUI 20201201) telah ditemukan di Selatan Inggris. Tidak hanya itu, varian terbaru virus corona yang mirip dengan di Inggris juga ditemukan di Afrika Selatan dan Australia.

Terkait dengan penemuan strain baru itu, Menteri Ristek dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa masyarakat harus waspada. Hal ini lantaran virus tersebut memiliki karakteristik menyebar dengan cepat. Baca Juga: Wamenkes Minta Media Gak Perlu Angkat Isu Soal Mutasi Corona Inggris

"Sudah terlihat di Inggris penularannya lebih cepat, tapi belum ada bukti varian ini menimbulkan tingkat keparahan yang lebih tidak membuat penyakitnya lebih berat dan juga tidak menambah tingkat kematian. Tapi tentu tidak boleh lupa bahwa penyebaran SARS-CoV-2 ini langsung terkena pada orang yang berpotensi seperti orang dengan komorbid maupun orang tua," jelas dia dalam virtual conference, Kamis, 24 Desember 2020. Baca Juga: Jor-Joran Rogoh Kocek Rp73 Triliun Buat Vaksin Covid-19, Orang Istana: Investasi Masa Depan!

Di sisi lain, ada sejumlah pendapat yang ada di masyarakat bahwa varian virus ini tidak dapat menyebar di Tanah Air. Hal ini karena pengaruh geografis wilayah Indonesia yang memiliki karakteristik negara tropis. Terkait hal itu, Bambang mengatakan tidak mudah mempercayai pendapat tersebut.

"Pandangan saya, jangan terlalu mudah dengan pendapat atau hipotesa bahwa iklim hangat tropis atau subtropis akan lebih tahan virus dibanding yang dingin. Poinnya, virus ini gampang bermutasi, jadi kita harus antisipasi mutasi ini terjadi. Kasus D64G1 ini awalnya mendapat info dari Malaysia. Artinya, virus ini gampang bermutasi. Kita harus selalu antisipasi mutasi," jelas dia.

Hal senada juga disampaikan oleh oleh Guru Besar Ilmu Mikrobiologi sekaligus Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof. Dr. Amin Subandrio, Ph.D, Sp.MK. Dia menyebut bahwa virus tidak mengenal letak geografis.

"Kita lihat di Inggris saat ini sedang musim dingin. Australia saat ini dalam musim panas, termasuk Singapura yang melaporkan satu kasus juga cuacanya seperti kita. Sikap kita waspada, virus tidak kenal musim dan geografis," jelas dia. 

Lebih lanjut, Menristek Bambang mengatakan, meski penyebarannya terbilang cepat, dan belum ditemukannya bukti dapat meningkatkan tingkat keparahan penyakit dan kematian, namun Bambang tetap meminta masyarakat untuk tetap waspada. Mengingat penyebarannya yang cepat dan dikhawatirkan jika menular ke orang tanpa gejala (OTG) ditakutkan dapat membahayakan orang dengan komorbid dan orang lanjut usia.

"Jangan kita lihat dari segi penyakit saja, tapi juga orang yang kena. Meski itu OTG, dia tertular, kalau varian itu yang dia didapatkan, maka dengan cepat sekali bisa menular ke orang lain. Kalau dengan R di atas 1 berarti 1 anak muda tertular akan mudah menular ke satu orang lain dan menulari anak muda lain yang barangkali OTG, tapi bisa menulari orang tua atau komorbid. Kita harus lihat bahaya di situ, penularan yang cepat," jelas dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: