Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) secara resmi mengumumkan ajang piala dunia U-20 ditunda, dari semula tahun 2021 menjadi 2023. Terkait hal ini, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menegaskan bahwa serangkaian persiapan infrastruktur baik venue pertandingan maupun lapangan latihan masih terus dilaksanakan.
“Para menteri, kepala daerah, dan juga pihak-pihak terkait seperti PSSI dan dinas olahraga provinsi yang menjadi tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 telah sepakat dan berkomitmen akan terus melakukan persiapan dengan sebaik-baiknya dan tentu semakin dimatangkan,” ujarnya saat memimpin rapat koordinasi tingkat menteri yang dilakukan virtual, Senin (28/12).
Ditambahkan, anggaran pemeliharaan infrastruktur akan menjadi tanggung jawab Kementerian PUPR hingga Desember 2021. Selanjutnya, mulai Januari 2022 akan beralih ke pemerintah daerah. Realokasi anggaran akan disiapkan melalui penyempurnaan regulasi Inpres No. 8/2020 dan Keppres No. 9/2020 sebagai dasar hukum.
“Realokasi anggaran tentu harus kita pertimbangkan. Tapi juga kita perlu persiapkan masalah pemain Tim Nasional kita yang sekarang ini usianya masih masuk U-20 ini apakah nanti di 2023 akan disesuaikan atau seperti apa,” kata Muhadjir.
Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Mohamad Iriawan menjelaskan bahwa PSSI akan menyiapkan pemain dengan kelahiran 2003/2004/2005 untuk berlaga di ajang Piala Dunia U-20 pada tahun 2023 mendatang.
“Karena tajuknya U-20 dan dilaksanakan di 2023 maka pemainnya akan kita siapkan untuk yang kelahiran 2003/2004 atau maksimal 2006,” tutur sosok yang akrab disapa Iwan Bule itu.
Bila penyelenggaraannya 2021, lanjutnya, pemain kelahiran 2001 dan 2002 memungkinkan berlaga.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menegaskan bahwa pemerintah telah berupaya meyakinkan FIFA atas kerja keras dan juga berbagai persiapan yang telah dilakukan Indonesia untuk pelaksanaan Piala Dunia U-20 di tahun 2021.
Hanya saja, menurutnya, FIFA memiliki pertimbangan tersendiri dengan memutuskan penundaan penyelenggaraan ajang kejuaraan sepakbola dua tahunan tersebut. Terlebih lagi, mengingat pandemi COVID-19 belum berakhir.
“Jadi kita sudah yakinkan FIFA, hanya memang alasan utamanya adalah di masa pandemi ini tidak bisa dilaksanakan kualifikasi. Bukan cuma di Indonesia, tapi 23 negara lainnya juga demikian,” singkatnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Shanies Tri Pinasthi
Editor: Taufan Sukma