Kian Terisolasi, Corona Sebabkan Rantai Pasokan di Kepulauan Pasifik Putus
Infeksi virus corona hampir tidak menyentuh banyak pulau terpencil di Pasifik seperti Fiji. Namun, pandemi mengganggu rantai pasokan yang membawa impor pangan dan membuat harga melonjak seiring penurunan pariwisata.
Terisolasi secara geografis dengan lahan subur yang terbatas dan meningkatnya urbanisasi, banyak negara dan wilayah kepulauan Pasifik telah melihat populasinya bergeser dari pekerjaan berbasis pertanian tradisional ke pariwisata. Tren ini telah menciptakan peningkatan ketergantungan pada makanan impor seperti daging kornet, mi, dan makanan olahan lainnya daripada makanan tradisional lokal seperti ubi dan talas yang kaya nutrisi.
Baca Juga: Kabur Usai Dites Positif Covid, 2 WNI Jadi Buronan Otoritas Malaysia
Direktur Kantor Penghubung Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jepang, Eriko Hibi, menyebut pergeseran itu sebagai beban tiga masalah kesehatan. Beban tersebut adalah kekurangan gizi, defisiensi mikronutrien, dan obesitas.
Saat pandemi melanda, hampir semua negara di kawasan itu menutup perbatasannya. Rantai pasokan pengiriman, termasuk pupuk untuk pertanian dan makanan, terganggu, sehingga menyebabkan harga naik. Di Suva, Fiji, harga beberapa buah dan sayuran segar naik hingga 75 persen selama pekan-pekan pertama.
Di saat yang sama, menurut Hibi, pariwisata yang menyumbang hingga 70 persen dari produk domestik bruto beberapa negara terhenti. Kondisi ini menyebabkan ribuan pengangguran dengan akses yang menurun ke makanan.
“Bukan hanya ketersediaan harga di pasar tetapi juga daya beli konsumen yang turun," kata Hibi.
Dengan krisis pangan yang mengancam, pemerintah telah memulai prakarsa masyarakat untuk membantu mengatasi kondisi itu. Mereka mencoba memperpanjang musim penangkapan ikan, memperluas pelajaran memproduksi makanan asli, dan mendukung program distribusi benih yang memungkinkan kemandirian penduduk yang lebih besar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: