Amerika Serikat (AS) mengatakan tidak mempermasalahkan bahwa ASEAN ingin merangkul China dalam kerjasama di kawasan Indo-Pasifik. ASEAN dalam pandangannya soal Indo-Pasifik menganut inklusifitas, yang berarti merangkul semua pihak dalam kerjasama di kawasan ini, termasuk di dalamnya China.
Kepala Strategi, Kebijakan dan Rencana untuk Komando Indo-Pasifik AS atau Indopacom, Brigadir Jenderal Joel B. Vowell menuturkan, pihaknya sangat menyambut baik langkah yang diambil oleh ASEAN tersebut.
"Jadi, saya akan menyatakan dengan sangat jelas bahwa AS tidak ingin mengecualikan China dari Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Ini untuk semua orang. Itu benar-benar nilai-nilai yang kami miliki di sini dari kerangka kerja keamanan hingga kerangka kerja pembangunan ekonomi, jadi kami tidak berusaha mengeluarkan China dari itu," ujarnya saat melakukan pertemuan dengan jurnalis Asia Tenggara di markas Indopacom di Honolulu, Hawaii.
Dia menuturkan, kekhawatiran AS adalah khusus pada pemerintah China dan Tentara Pembebasan Rakyat, apa yang benar-benar mereka inginkan dengan beberapa basis di kawasan dan apa yang benar-benar mereka inginkan dengan beberapa di antaranya.
"Kami telah melihat riwayat perilaku dari China yang merusak," ucapnya.
Vowell mengatakan, hal itu melibatkan semua aspek pemerintahan untuk menjebak negara dalam memihak satu pihak. Beberapa di antaranya disebut diplomasi utang, atau paksaan ekonomi. Dia memaparkan ada model-model seperti Sri Lanka dan lainnya yang semacam itu diberikan, Palau diberi rasa itu dari China dengan memotong wisatawan China. Hal itu, ungkap Vowell, sesuatu yang bertentangan dengan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Dirinya kemudian menyebut AS percaya bahwa jika China akan berpartisipasi dalam tatanan internasional, dan tidak mencoba mengubahnya, tidak akan ada masalah.
"Mereka dipersilakan untuk bangkit atau menyambut untuk melakukan apa yang harus mereka lakukan, baik dalam kedaulatan mereka sendiri, itu masuk akal, tetapi AS-Indopacom tidak mencoba untuk menghentikan China dari pengembangan, kami ingin menghentikan perilaku merusak yang mencegah kebebasan dan keterbukaan Indo-Pasifik," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto