Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Intip Cara Blockchain Buat Pemilu AS Lebih Terpercaya

Intip Cara Blockchain Buat Pemilu AS Lebih Terpercaya Kredit Foto: Pixabay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemilu Presiden Amerika Serikat pada 3 November awalnya kontroversial, tetapi tuduhan tidak berdasar dan tidak akurat tentang kecurangan pemilu dari Presiden Trump yang kalah membuat seluruh prosedur menjadi kacau.

Daniel Hardman, kepala arsitek dan kepala petugas keamanan informasi di solusi identitas mandiri Evernym, berpikir blockchain dapat membantu pemungutan suara secara umum di masa mendatang.

“Pada dasarnya, blockchain dapat memberikan cara bagi para pemilih untuk didaftarkan secara andal dan aman untuk memilih, dan kemudian ketika suara diberikan, blockchain dapat menjadi mekanisme untuk membuktikan bahwa seseorang memiliki hak untuk memilih, berdasarkan pada pendaftaran mereka sebelumnya,” kata Hardman kepada Cointelegraph, Selasa (29/12/2020).

Baca Juga: Binance Buka Kontrak Opsi Bitcoin Ala Eropa

“Blockchain dapat menyediakan beberapa fitur yang akan membantu mengaudit pemungutan suara dalam pemilihan,” tambahnya.

Partai Republik ragu-ragu untuk menerima kemenangan Biden, meskipun lembaga pemilihan memverifikasi hasil sebelumnya pada Desember. Alasannya berkisar dari tuduhan mesin pemungutan suara yang salah atau dimanipulasi hingga tuduhan pemalsuan surat suara yang muncul secara massal di tempat pemungutan suara kritis. Namun, tak satu pun dari tuduhan ini yang diajukan ke pengadilan.

“Hal-hal baru-baru ini yang kami lihat dengan tantangan pemilu di Pennsylvania dan Arizona dan sebagainya, ada fitur tertentu dari blockchain yang memungkinkan dilakukannya audit yang lebih kuat,” kata Hardman. "Pada dasarnya Anda bisa mengistirahatkan segala kekhawatiran tentang gangguan dan hal-hal seperti itu."

Dengan blockchain publik, seperti Bitcoin (BTC) misalnya, setiap transaksi dicatat di buku besar publik yang tidak dapat diubah, membuat audit lebih mudah dan transparan daripada proses terpusat atau berbasis kertas. Menerapkan teknologi semacam itu pada pemungutan suara dapat mencapai hasil yang serupa untuk pemungutan suara.

Meskipun modelnya tampak transparan dan tidak dapat diubah, bagaimana pihak berwenang tahu jika suara datang dari warga yang hanya memilih satu kali? "Yang Anda inginkan adalah apa yang disebut verifikasi ujung ke ujung," jelas Hardman. “Di satu sisi, sisi depannya adalah bagian registrasi,” ujarnya seraya menambahkan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: