Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alamak, Orang-orang yang Menolak Vaksin Corona Bakal Didata Pemerintah Spanyol

Alamak, Orang-orang yang Menolak Vaksin Corona Bakal Didata Pemerintah Spanyol Mallorca, Spain | Kredit Foto: Unsplash/Chris Curry
Warta Ekonomi, Madrid -

Spanyol akan mendata orang-orang yang menolak divaksinasi virus corona. Data itu akan dibagi dengan negara-negara Uni Eropa (UE) lainnya.

Menteri Kesehatan (Menkes) Spanyol Salvador Illa mengatakan data tersebut tidak akan dapat diakses oleh publik atau pengusaha.

Baca Juga: Vietnam Sukses Suntikkan Vaksin Ciptaannya Sendiri ke Manusia

“Cara untuk mengalahkan virus itu dengan memvaksinasi kita semua, lebih banyak lebih baik," ungkap Illa, dilansir BBC.

Spanyol menjadi salah satu negara di Eropa yang paling parah terkena virus tersebut.

Saat ini Spanyol sedang meluncurkan vaksin Pfizer-BioNTech yang telah disetujui negara anggota UE pekan lalu.

Dalam wawancara dengan televisi La Sexta pada Senin, Illa menekankan bahwa vaksinasi itu tidak wajib.

"Apa yang akan dilakukan adalah pendaftaran, yang akan dibagikan dengan mitra Eropa kami, dari orang-orang yang telah ditawari dan menolaknya," ungkap dia.

"Ini bukan dokumen yang akan dipublikasikan dan akan dilakukan dengan sangat menghormati perlindungan data," papar dia.

"Orang-orang yang ditawari terapi (vaksin) yang mereka tolak karena alasan apa pun, akan dicatat dalam register, bahwa tidak ada kesalahan dalam sistem, tidak memberi orang yang kemungkinan telah divaksinasi," ungkap dia.

Menurut jajak pendapat baru-baru ini, jumlah warga Spanyol yang mengatakan mereka tidak mau divaksin telah turun menjadi 28% dari 47% pada November.

Dalam komentar lain pada Senin, Illa mengatakan orang-orang akan dihubungi oleh otoritas regional ketika giliran mereka untuk disuntik.

"Orang-orang yang memutuskan untuk tidak divaksinasi, yang kami anggap keliru, itu adalah hak mereka," ujar dia kepada wartawan.

Dia menambahkan, "Kami akan mencoba memecahkan keraguan. Mendapatkan vaksinasi menyelamatkan nyawa, itu adalah jalan keluar dari pandemi ini."

Jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 di Spanyol naik di atas angka 50.000 pada Senin. Negara ini telah mencatat lebih dari 1,8 juta infeksi selama pandemi.

Spanyol memberlakukan jam malam nasional, antara pukul 23:00 dan 06:00, hingga awal Mei.

Di banyak tempat, orang-orang dalam periode itu hanya diperbolehkan pergi bekerja, membeli obat, atau merawat orang tua atau anak-anak.

Pemimpin daerah dapat mengubah waktu jam malam dan juga dapat menutup perbatasan regional untuk perjalanan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: