Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pandemi Tak Pengaruhi Kinerja HCML Produksi Gas dan Minyak

Pandemi Tak Pengaruhi Kinerja HCML Produksi Gas dan Minyak Kredit Foto: HCML
Warta Ekonomi, Surabaya -

Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) optimis produksi gas dan minyak kondensat saat pandemi tetap berjalan lancar dan dipastikan pasokan gas tetap aman.

Manager Regional Office HCML, Hamim Tohari, mengatakan bahwa pihaknya menjamin ketersediaan pasokan gas selama pandemi. Hal itu karena, sebut Hamim Tohari, HCML dalam pengerjaan proyek di lapangan terus menerapkan protokol kesehatan dan pemahaman yang sama kepada semua pekerja dan pekerja kontraktor dan selalu berkoordinasi dengan tim HSSE Dept. untuk mendapatkan pantauan medis.

Baca Juga: SKK Migas Kumpulkan Ribuan Investor Via Virtual, Ada Apa?

"Semua ini adalah wujud komitmen HCML untuk ikut berkontribusi dalam mengamankan pasokan gas nasional dalam masa sulit ini," tegas Hamim Tohari dalam keterangan resminya pada Warta Ekonomi di Surabaya, Kamis (31/12/2020).

Selain memperketat protokol kesehatan kata Hamim, pihaknya juga terus  menyalurkan CSR (Corporate Sosial Responsibility) ke sejumlah desa di sekitar wilayah kerja HCML di kawasan Sampang, Jatim.

Dikatakan dia, program-program CSR menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah  untuk kemasyarakatan yang mencakup bidang-bidang yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat yang berada area kerja HCML, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

"Kami akan selalu mendukung kemajuan daerah, terutama pada momentum hari jadi Kabupaten Sampang ke-397. Untuk itu, kami berharap agar dukungan dari seluruh pemangku kepentingan dapat membantu kelancaran produksi gas bumi HCML di perairan Selat Madura ini," pinta Hamim.

Disinggung soal nelayan sering melakukan kegiatan di area kerja HCML, secara tegas Hamim mengatakan, saat memasuki musim tertentu, biasanya sering terjadi kesalahpahaman antara nelayan dan perusahaan. Alasannya, beberapa nelayan dalam menjalankan kegiatannya selalu memasuki di area terbatas dan terlarang di kawasan migas yang cukup berbahaya bagi keselamatan jiwa para nelayan tersebut.

"Untuk itu, ke depan kami sangat mengharapkan dukungan dari segenap pemangku kepentingan untuk dapat memberikan pemahaman kepada nelayan terkait hal ini," pungkas Hamim.

Perlu diketahui, HCML memproduksi gas dan minyak kondensat di perairan Madura sejak tahun 2017 dengan mengelola 4 (empat) blok yang menjadi salah satu tulang punggung pemenuhan gas di Jatim. Jatim memiliki nilai penting dan strategis karena menjadi lumbung minyak dan gas nasional, dengan pasokan sekitar 30 persen dari 800.000 Barrel of Day (BoD) produksi minyak nasional dan sepuluh sampai dua belas persen (10-12 persen ) dari total pasokan gas di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: