Virus eks Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto yang selalu memilih diam di saat rakyat menunggu-nunggu dia bicara menular ke Menteri Pertahanan (Menhan), Letjen (Purn) Prabowo Subianto. Sampai kemarin, Ketua Umum Partai Gerindra itu masih bungkam terkait temuan drone laut yang diduga milik China di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Ayo jenderal, bicaralah!
Saat masih menjadi Menkes, Terawan dikenal dengan jurus diamnya. Di saat negara sedang genting melawan Covid-19, Terawan lebih senang memilih diam. Padahal, banyak rakyat menunggu dia bicara. Nah, gaya Terawan yang dianggap “diamnya bukan emas” ini, justru dipakai Prabowo.
Apa buktinya? Yang terbaru, Prabowo memilih diam di saat kebanyakan orang ngeributin temuan drone laut atau sea glider yang diduga milik China. Bagi orang awam atau nelayan yang menemukan drone laut itu, mungkin biasa saja.
Baca Juga: Prabowo Ungkap Alasan Dirinya Mingkem Terus hingga Kini, Rupanya...
Tapi, bagi pemerhati dunia pertahanan, keamanan dan intelijen, temuan drone laut itu tak bisa diremehkan. Meski kecil, drone laut itu dinilai punya misi besar.
Karena itu, banyak pihak yang menilai insiden ini merupakan persoalan serius yang harus ditangani secara cepat, tegas dan terukur. Harapan ini mengarah salah satunya ke Prabowo. Sebagai Menhan, Prabowo diharapkan minimal bicara dulu, lalu sampaikan langkah-langkah antisipasinya seperti apa. Ini soal kedaulatan NKRI. Ini tak bisa didiamkan.
Apalagi, temuan drone laut yang ditemukan nelayan, 20 Desember lalu itu, bukan yang pertama. Dua insiden serupa pernah terjadi, yaitu di wilayah laut Kepulauan Riau, Maret 2019 dan Sumenep, Jawa Timur, Januari 2020.
Saking seksinya isu ini, sejumlah media asing asal Amerika Serikat, Inggris sampai Australia, ikut mengabarkan dan menganalisa temuan drone laut tersebut. Media asal Australia, ABC News misalnya, menyebut dengan lugas drone laut tersebut asal China.
Mengutip analis militer internasional, ABC News menulis drone laut itu dikirim untuk memahami oseanografi dan sifat batimetri bawah laut wilayah Indonesia. Sebuah langkah awal sebuah negara saat akan mengirimkan Angkatan Laut untuk menyerang. Temuan drone laut itu sinyal Angkatan Laut China bersiap mengerahkan kapal selam lebih dekat ke pesisir pantai utara Australia.
Seberapa mengkhawatirkan temuan drone laut tersebut? Pengamat militer dan keamanan dari Universitas Padjajaran, Prof Muradi mengatakan, dalam konteks pertahanan dan keamanan, temuan drone laut ini bukan persoalan main-main. Ini masalah serius. Karena pengiriman drone laut itu pasti punya motif.
Motif paling sederhana adalah motif ekonomi. Misalnya, memonitor kekayaan alam laut Indonesia. Tapi, motif yang paling jauh adalah memetakan potensi keamanan. Drone laut itu memetakan seberapa sering Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) atau Bakamla berpatroli.
“Kalau drone laut itu sudah memantau pertahanan kita, ini sudah jadi ancaman serius. Karena mereka mencoba mencari titik lemah Indonesia,” kata Muradi, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Dengan kasus ini, ia berharap TNI meningkatkan patroli laut dan udara. Tak hanya di permukaan, tapi juga di bawah laut, untuk memonitor pergerakan drone dan kapal selam. Dia juga berharap Prabowo segera bersikap dan menjelaskan persoalan ini ke publik.
Pengamat pertahanan dan keamanan dari Universitas Muhammadiyah, Arqam Azikin menilai, jika drone laut tidak terdeteksi radar keamanan sudah menunjukkan kerawanan dan bahaya. Karena artinya drone dalam operasi penyusupan dan pengintaian.
Dalam kondisi seperti ini, kata dia, sudah sepatutnya Prabowo menjelaskan insiden ini agar tidak jadi polemik di masyarakat. Dia pun berharap TNI kerja cepat menyelidiki isi dalam drone tersebut.
Anggota Komisi I DPR, Sukamta memastikan, Komisi I DPR pasti akan segera mengagendakan rapat untuk membahas drone laut dengan Prabowo. DPR ingin mendengar penjelasan dari Prabowo.
“Sekarang masih reses. Setelah masuk tanggal 9 Januari nanti, kami pasti mengagendakan rapat soal ini,” ungkapnya.
Prabowo memang memerintahkan Jubirnya, Dahnil Anzar Simanjuntak untuk bicara. Namun, penjelasan Dahnil tidak memuaskan dan malah makin blunder.
Justru sikap tegas diperlihatkan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurdin Abdullah. Dia mengajukan komplain ke Pemerintah China atas penemuan drone laut di daerahnya. Nurdin mengatakan, sudah berkoordinasi dengan Danlantamal VI terkait penemuan UUV (Unmanned Underwater Vehicle) atau drone itu.
“Kami sudah komplain dengan mengirim nota diplomatik ke kedutaan besar China,” kata Nurdin. Penemuan alat militer ini, kata dia, harus mendapat perhatian serius. Sebab, sea glider itu diduga menjadi bagian aktivitas mata-mata, sehingga patut diwaspadai.
Baca Juga: PDIP-Gerindra Tercoreng Korupsi, Demokrat-PKS Ketiban Pulung
Sebelumnya, dalam wawancara dengan TVRI akhir tahun lalu, Prabowo pernah mengungkapkan alasan dirinya tidak mengomentari banyak kasus atau isu. Video wawancara itu diunggah di akun Instagram @indonesiaadilmakmur.
Menurut dia, sebagai Menhan tak tepat kalau dia banyak berkomentar. Karena persoalan pertahanan dan keamanan banyak yang menyangkut hal yang rahasia. “Jadi, salah kalau Menteri Pertahanan banyak bicara,” kata Prabowo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: