Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Media AS Sindir Mark Zuckerberg Ciptakan Platform Paling Radikal Sepanjang Sejarah

Media AS Sindir Mark Zuckerberg Ciptakan Platform Paling Radikal Sepanjang Sejarah Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg diklaim telah membangun mesin radikal paling kuat di dunia, bahkan dalam sejarah. Setidaknya, itulah yang dikatakan oleh CNN kepada platform Facebook yang didirikan oleh Zuckerberg.

Selama bertahun-tahun, platformnya secara algoritme telah mendorong orang-orang ke dalam gelembung politik ideologis dan memperkuat pandangan dunia mereka yang sudah ada.

Ini mendorong berbagai media mengambil untung dari sampah hiper-partisan dan disinformasi hingga membawa teori konspirasi dan hoax berkembang di situs tersebut.

Baca Juga: Mark Zuckerberg Kecam Kebijakan Baru Apple, Katanya Bakal Merugikan Rakyat Kecil!

Sejatinya, Zuckerberg sadar. Tapi dia membela platformnya, sambil menghasilkan banyak uang, dan bersembunyi di balik komitmen terhadap kebebasan berekspresi sementara racun disuntikkan terus menerus ke dalam percakapan politik.

Dilansir dari CNN International di Jakarta, Kamis (28/1/21) bos Facebook ini mengamati panggilan dengan investor dan melaporkan perusahaannya membukukan keuntungan USD11,2 miliar (Rp157 triliun) pada kuartal keempat.

Angka tersebut meningkat lebih dari 50% dari tahun sebelumnya dan membuktikan bahwa telah ada tren di masyarakat dan banyak hal telah terjadi, seperti dipolitisasi dan politik memiliki cara untuk menyusup ke dalam segala hal.

"Salah satu umpan balik teratas yang kami dengar dari komunitas kami saat ini adalah bahwa orang tidak ingin politik dan berjuang untuk mengambil alih pengalaman mereka di layanan kami," ujar Zuckerberg.

Akibatnya, Zuckerberg mengatakan Facebook sekarang sedang mempertimbangkan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi volume konten politik yang ditampilkan kepada pengguna di News Feed.

Selain itu, Facebook akan melanjutkan praktik untuk tidak merekomendasikan kelompok sipil dan politik kepada pengguna, sebuah langkah yang telah diterapkan menjelang pemilihan presiden 2020.

Zuckerberg membingkainya sebagai bagian dari upaya untuk menurunkan ketegangan dan mencegah percakapan yang memecah belah.

Meski demikian, Zuckerberg tidak merinci bagaimana Facebook dapat mengurangi konten politik yang ditampilkan kepada pengguna di News Feed.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: