Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Bisa Borong Rudal Pembunuh Kapal Induk, AS Kasih Ledekan: Beli Terus, Menang Enggak

China Bisa Borong Rudal Pembunuh Kapal Induk, AS Kasih Ledekan: Beli Terus, Menang Enggak Kredit Foto: Getty Images/Kevin Frayer
Warta Ekonomi, Beijing -

Beijing dapat terus membelanjakan uangnya untuk rudal balistik anti-kapal yang dijuluki sebagai "pembunuh kapal induk", tetapi itu bukan kemampuan yang dibutuhkan untuk menang jika perang pecah antara China dan Amerika Serikat (AS). Hal itu disampaikan seorang pejabat yang mengawasi intelijen Angkatan Laut Amerika.

Wakil Laksamana Jeffrey Trussler, wakil kepala operasi angkatan laut untuk perang informasi (OPNAV N2 / N6), mengatakan Angkatan Laut AS memantau program rudal China, termasuk rudal balistik anti-kapal DF-21D. Rudal itulah yang dijuluki sebagai misil "pembunuh kapal induk".

Baca Juga: Awas! Pakar Jawab Situasi China di LCS: Bukan untuk Respons Kapal...

Trussler mengatakan dia tidak dapat mengatakan apakah China telah "menerjunkan sepenuhnya" rudal DF-21D, tetapi dia menekankan bahwa Angkatan Laut Amerika mengawasi kemampuan yang dapat memengaruhi apa yang dilakukannya di laut.

"Saya tidak akan membahas lebih banyak detail tentang apa yang kita ketahui dan tidak ketahui tentangnya. Tapi mereka mengeluarkan banyak uang untuk kemampuan yang pada dasarnya melingkari pantai mereka di Laut China Selatan dengan kemampuan rudal anti-kapal. Ini adalah upaya destabilisasi di Laut China Selatan, di Laut China Timur, semua wilayah itu. Saat klaim mereka atas beberapa pulau yang diperebutkan ini—mereka memiliterisasi wilayah tersebut," kata Trussler pada acara virtual yang diselenggarakan oleh Intelligence and National Security Alliance yang dilansir USNI News, Kamis (28/1/2021).

“Itu adalah sesuatu yang akan kami perhatikan dengan saksama. Itu adalah sesuatu yang membingungkan tatanan internasional dan menjadi perhatian sekutu di kawasan. Itu salah satu alasan kami bekerja untuk menjaga global commons tetap terbuka dan arus lalu lintas yang bebas," ujarnya.

"Tapi jika Anda melihatnya—itu adalah perkembangan yang meresahkan. Mereka mungkin ditujukan dan dikembangkan secara khusus untuk Angkatan Laut Amerika Serikat. Jadi kami memperhatikan mereka dengan sangat cermat. Saya berharap mereka terus menuangkan uang untuk hal semacam itu. Itu mungkin bukan cara kami memenangkan perang berikutnya," paparnya.

Menurut laporan South China Morning Post, China pada Agustus lalu menembakkan DF-26B dan DF-21D ke Laut China Selatan.

Trussler mengatakan Angkatan Laut juga memantau DF-26, yang dilaporkan memiliki jangkauan 4.000 kilometer.

Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China telah mencari kemampuan rudal yang dapat menyulitkan AS untuk beroperasi dalam rantai pulau pertama di Laut China Selatan karena jangkauan rudal China.

Angkatan Laut dan Korps Marinir AS—dalam upaya mempersiapkan kemungkinan konflik di Indo-Pasifik dengan China—telah menekankan perlunya layanan tersebut beroperasi secara terdistribusi, termasuk antara pangkalan ekspedisi di pulau-pulau di wilayah tersebut.

Korps Marinir sedang dalam proses menambahkan senjata anti-kapal berbasis darat—yang dapat dipasang pada Joint Light Tactical Vehicle (Kendaraan Taktis Ringan Bersama)—ke gudang senjatanya dan membayangkan menggunakan kemampuan saat beroperasi di pangkalan ekspedisi tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: