Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kalbe Farma Perkuat Hilirisasi Hasil Penelitian untuk Menyehatkan Bangsa

Kalbe Farma Perkuat Hilirisasi Hasil Penelitian untuk Menyehatkan Bangsa Gedung Kalbe Farma di Jakarta. | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) bekerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) hari ini telah membuka penerimaan proposal penelitian yang nantinya akan diseleksi oleh dewan Juri RKSA 2021 untuk diberikan dana penelitian.

Sosialiasi penerimaan proposal RKSA 2021 dilakukan bersamaan dengan webinar dengan tema Hilirisasi Penelitian untuk Menyehatkan Bangsa.

Baca Juga: Dapat Jutaan Dolar dari Perusahan Amerika, Anak Usaha Kalbe Geber Uji Klinik Produk Biologi

Program RKSA 2021 merupakan program pemberian dana penelitian bagi para peneliti di Indonesia dengan tema kesehatan, farmasi, pangan fungsional, teknologi informasi atau life science. Dana penelitian akan diberikan kepada proposal terbaik yang telah dipilih oleh Dewan Juri RKSA 2021 dan diharapkan hasil penelitian tersebut dapat mencapai proses hilirisasi untuk menjadi produk atau layanan yang dapat dinikmati oleh masyarakat.

“Kami berharap program RKSA 2021 dapat mendukung produk-produk penelitian yang siap dihilirisasi. Dengan demikian, RKSA dapat merangsang para peneliti untuk lebih giat lagi menterjemahkan hasil penelitian menjadi produk atau barang dan jasa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menyehatkan bangsa,“ kata Roy Alexander Sparringa, Dewan Juri RKSA 2018-2020 dalam keterangan tertulis, Jumat (29/1/2021).

RKSA 2021 merupakan hasil kolaborasi Kemenristek/BRIN dan Kalbe dapat memperkuat kolaborasi antara akademisi, bisnis dan pemerintah serta komunitas penelitian lainnya. " Ini untuk meningkatkan hilirisasi penelitian di bidang kesehatan gilirisasi penelitian akan berkontribusi positif dalam peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat dan peningkatan nilai ekonomi nasional,” kata Sie Djohan Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Jumat (29/1/2021).

Untuk itu, Kalbe terus berkomitmen melanjutkan RKSA ini untuk ke-7 kalinya di tahun 2021. "Dengan memberikan dana penelitian untuk proposal penelitian di bidang kesehatan, serta akan memberikan perhatian khusus pada penelitian yang memiliki keterkaitan dengan COVID-19,” kata Sie Djohan.

Proses penyelenggaraan RKSA 2021 akan melalui beberapa tahap, yakni tahap penerimaan proposal penelitian Januari – April 2021, kemudian masa penilaian proposal Mei – Juni 2021. Tahap berikutnya adalah presentasi proposal penelitian terpilih pada Agustus 2021 dan pengumuman proposal penelitian yang akan menerima dana penelitian pada September 2021.


Kemudian selama setahun penelitian akan melalui proses monitoring dan evaluasi oleh dewan juri RKSA 2021. Dalam webinar RKSA, disampaikan juga peran penelitian sel punca dalam pengembangan pengobatan khususnya menghadapi pandemi COVID-19 yang disampaikan oleh Yulius Setiady Ph.D - Chief Scientific Officer Kalbe Genexine Biologics dan Dr. dr. Bintang Soetjahjo Sp OT(K) selaku Ketua Rejaselindo sekaligus Koordinator Penelitian Umbilical Cord Mesenchymal Stem Cell pada COVID-19 Derajat Berat, Ketua PABOI Jateng dan Ka.KSM Orthopaedi Traumatology RSUD Dr Moewardi.

Chief Scientific Officer Kalbe Genexine Biologics Yulius Setiady, mengatakan bahwa penemuan terapeutik melawan penyakit membutuhkan waktu yang panjang, kompleks dan usaha yang keras. Semakin banyak kita mengetahui tentang biologi penyakit, semakin besar juga peluang untuk mengembangkan obat yang baik.

"Hasil diagnosa, peran sistem kekebalan tubuh yang sulit untuk diprediksi dalam pengaturan pra-klinis juga sangat diperlukan dalam pengembangan terapeutik yang diteliti dan tidak boleh diremehkan," kata Setiady, Jumat (29/1/2021).

Sementara itu, dr. Bintang Soetjahjo, Ketua Rejaselindo sekaligus Koordinator Penelitian Umbilical Cord Mesenchymal Stem Cell pada COVID-19 Derajat Berat, mengatakan bahwa kemampuan Mesenkimal Stem Cell (MSC) untuk beregenerasi dan berdiferensiasi membuat sel menjadi agen terapeutik yang menjanjikan untuk COVID-19. Berbagai studi mulai menarik perhatian ilmuwan dunia untuk menjadikan MSC sebagai standar terapi kasus COVID-19.

"Saya yakin dengan dukungan dari para ahli, ilmuan, dan masyarakat Indonesia, pengobatan berbasis sel ini mampu memberikan sumbangsih bagi penanganan pasien COVID-19 di Indonesia," kata Soetjahjo, Jumat (29/1/2021).


Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: