Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kalbe Bangun Fasilitas Radiofarmaka di Jawa Timur, Perkuat Industri Kesehatan

Kalbe Bangun Fasilitas Radiofarmaka di Jawa Timur, Perkuat Industri Kesehatan Kredit Foto: Enseval
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Kalbe Farma Tbk memperkuat perannya dalam industri kesehatan nasional dengan meresmikan operasional fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka di Sidoarjo, Jawa Timur. 

Melalui anak usahanya, PT Global Onkolab Farma (GOF), Kalbe memproduksi radiofarmaka Fluorodeoxyglucose (FDG) yang menjadi komponen penting dalam layanan pemeriksaan Positron Emission Tomography and Computed Tomography (PET/CT-Scan) untuk deteksi dini kanker .

Langkah ini menandai investasi strategis Kalbe di sektor kesehatan berteknologi tinggi yang tidak hanya berdampak pada layanan medis, tetapi juga pada penguatan struktur industri farmasi nasional. 

Selama ini, keterbatasan fasilitas produksi radiofarmaka dalam negeri kerap menjadi kendala bagi rumah sakit dalam penyediaan layanan PET/CT-Scan, mengingat karakter radiofarmaka yang memiliki masa simpan sangat singkat dan sensitif terhadap distribusi. 

Baca Juga: Gelontorkan Rp250 Miliar, Kalbe Farma (KLBF) Siap Buyback Saham

Direktur PT Kalbe Farma Tbk Mulia Lie mengatakan, pembangunan fasilitas ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk memperluas akses layanan kesehatan, khususnya penanganan kanker, sekaligus mendukung kemandirian sektor farmasi nasional.

“Melalui fasilitas produksi di Sidoarjo, kami ingin memastikan rumah sakit di Jawa Timur, Bali hingga Sulawesi dapat memperoleh radiofarmaka secara lebih cepat dan terjangkau,” ujar Mulia Lie dalam keterangan resminya, Selasa (16/12/2025).

Dari sisi ekonomi kesehatan, kehadiran fasilitas radiofarmaka di Jawa Timur berpotensi menekan biaya logistik dan mengurangi ketergantungan impor, yang selama ini berkontribusi terhadap tingginya biaya layanan diagnostik kanker. 

Produksi dalam negeri juga diharapkan meningkatkan kepastian pasokan bagi rumah sakit, sehingga layanan PET/CT-Scan dapat dilakukan secara lebih luas dan berkelanjutan .

Kalbe menekankan bahwa proyek ini memperoleh dukungan kuat dari regulator. Sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan POM diperoleh dalam waktu 33 hari kerja, Nomor Izin Edar (NIE) dalam lima hari kerja, serta izin operasional dari Bapeten dalam 45 hari kerja. 

Percepatan perizinan ini mencerminkan dukungan pemerintah terhadap pengembangan industri kesehatan strategis, khususnya di bidang radiofarmaka. 

Selain mendukung layanan onkologi, Kalbe membuka peluang pemanfaatan radiofarmaka untuk berbagai bidang medis lain, seperti kardiologi, neurologi, alzheimer, serta gangguan psikiatri. 

Strategi ini memperluas potensi utilisasi fasilitas dan memperkuat posisi Kalbe sebagai penyedia solusi kesehatan terintegrasi, bukan sekadar produsen obat. 

Baca Juga: Kalbe Optimistis Industri Farmasi Masih Punya Ruang Tumbuh Lebar

Dari perspektif kebijakan kesehatan, investasi Kalbe sejalan dengan upaya pemerintah mendorong deteksi dini kanker. 

Data menunjukkan sebagian besar pasien kanker di Indonesia masih datang ke rumah sakit pada stadium lanjut, yang berdampak pada tingginya biaya pengobatan dan rendahnya tingkat kesembuhan. 

Ketersediaan radiofarmaka yang lebih merata diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan diagnostik lanjutan .

Ke depan, Kalbe menyatakan akan memperkuat kolaborasi dengan rumah sakit dan pusat layanan kanker melalui penyediaan radiofarmaka, obat kemoterapi, layanan pendukung radioterapi, serta produk nutrisi untuk pasien kanker. 

Pendekatan ekosistem ini dinilai dapat menciptakan nilai tambah tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi sistem kesehatan nasional secara keseluruhan .

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: