Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tracing Covid-19 Dinilai Banyak Tak Tepat Sasaran, Ini Alasannya...

Tracing Covid-19 Dinilai Banyak Tak Tepat Sasaran, Ini Alasannya... Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Epidemiolog dari Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat Defriman Djafri Ph.D menilai saat ini masyarakat mulai jenuh menerapkan protokol kesehatan, sehingga perlu dikuatkan kembali.

"Jenuh ini bisa juga dikarenakan masyarakat menilai penanganan pandemi tidak signifikan, kasus terus bertambah," katanya saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Sementara itu, lanjutnya, masyarakat tetap ingin beraktivitas dan melakukan kegiatan ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Selain itu, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unand tersebut menilai pemerintah belum bisa menemukan strategi yang komprehensif dalam menangani pandemi COVID-19.

Sebagai contoh, masalah pelacakan kasus. Seharusnya, pelacakan tersebut lebih tertuju kepada orang yang menjadi suspek.

Namun, selama ini pelacakan dinilainya masih kurang tepat sasaran. Bahkan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sendiri mengakui kepada perhimpunan ahli epidemiologi sudah cukup sering dites usap, padahal ia bukan suspek.

"Aturan tes usap tersebut dilakukan karena akan menghadap presiden," katanya.

Ia mengatakan para tenaga laboratorium berpandangan cara tersebut sama saja mubazir. Namun, karena sebuah aturan, tes usap wajib dilakukan meskipun bukan suspek.

Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Provinsi Sumatera Barat tersebut mengatakan banyak hal yang perlu dievaluasi, salah satunya terkait penelusuran kontak.

"Artinya, perlu mendalami orang-orang yang betul-betul kontak erat," ujar dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: