Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dokumen Disiapkan, AS Pede Rampungkan Perpanjangan NEW START

Dokumen Disiapkan, AS Pede Rampungkan Perpanjangan NEW START Kredit Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenko
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat (AS) optimis tentang penyelesaian prosedur perpanjangan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (New START) sebelum batas akhir perjanjian tersebut. Perjanjian itu akan berakhir pada 5 Februari mendatang, tapi dapat diperpanjang hingga lima tahun.

"Masih ada langkah-langkah yang harus diselesaikan," kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Tass pada Minggu (31/1/2021).

Baca Juga: Dengar Peringatan dari China yang Sebut Senjata AS Rusak Stabilitas Global

"Tapi, kami optimis perpanjangan [dokumen], yang jelas memenuhi kepentingan keamanan nasional kita, akan diselesaikan sebelum perjanjian itu habis pada 5 Februari," lanjutnya.

Sementara itu, dari sisi Rusia, Presiden Vladimir Putin diketahui telah menandatangani undang-undang yang meratifikasi perpanjangan New START.

New START adalah perjanjian besar terakhir dari jenisnya antara Rusia dan AS setelah Washington pada 2019 atau di era Presiden Donald Trump menarik diri dari perjanjian kontrol senjata nuklir lainnya dengan Rusia yang dikenal sebagai Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty (INF).

Perjanjian penting itu pertama kali ditandatangani untuk jangka waktu 10 tahun oleh mantan Presiden AS, Barack Obama dan mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev pada tahun 2010. Perjanjian tersebut mulai berlaku pada 5 Februari 2011.

Perjanjian tersebut membatasi jumlah senjata ofensif strategis yang dapat dimiliki kedua negara.

Perjanjian itu membatasi masing-masing pihak tidak lebih dari 700 rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dikerahkan, rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam (SLBM) dan pembom berat; tidak lebih dari 1.550 hulu ledak pada ICBM yang dikerahkan, SLBM yang dikerahkan dan pembom berat untuk persenjataan nuklir; dan total 800 peluncur ICBM yang dikerahkan dan tidak dikerahkan, peluncur SLBM, dan pembom berat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: