Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Untuk AHY dari Moeldoko Soal Kudeta: Masa dari Luar?

Untuk AHY dari Moeldoko Soal Kudeta: Masa dari Luar? Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko tiba di gedung KPK untuk menghadiri acara Aksi Nasional Pencegahan Korupsi (ANPK) di Jakarta, Rabu (26/8/2020). Acara yang diisi dengan gelar wicara tersebut diadakan untuk memberikan apresiasi kepada instansi pusat dan pemerintah daerah yang berhasil menjalankan pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan Korupsi. | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menjawab tuduhan bahwa dirinya akan mengambil alih Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Moeldoko mengingatkan bahwa kudeta itu berasal dari dalam bukan luar Partai Demokrat.

"Berikutnya kalau ada kudeta itu ya kudeta itu dari dalam, masa dari luar?" katanya dalam keterangan persnya, Senin (1/2/2021).

Baca Juga: AHY Gembar-gemborkan Kudeta, Telak! Diskak Pengamat: Demokrat Sejak SBY Pintar Bikin Sinetron

Moeldoko menegaskan bahwa persoalan ini jangan dikaitkan dengan istana. Apalagi, menurutnya, Presiden Jokowi tak tahu apapun soal ini.

"Jangan dikit-dikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi jangan dikit-dikit Istana. Dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini. Karena beliau tidak tahu sama sekali. Tidak tahu apa-apa dalam hal ini, dalam isu ini. Jadi itu urusan saya Moeldoko nih bukan selalu KSP. Ini Moeldoko nih," ujarnya.

Lebih lanjut dia menduga bahwa tudingan tersebut berasal dari foto-foto pertemuan antara dirinya dengan pihak yang diduga ingin mengambil alih Partai Demokrat.

"Mungkin dasarnya foto-foto. Ya orang ada dari Indonesia Timur. Dari mana-mana datang ke sini kan pengen foto sama gw, sama saya. Ya saya terima saja apa susahnya. Itulah menunjukan bahwa seorang jenderal tidak punya batas dengan siapa pun," tuturnya.

Dia mengatakan bahwa sudah menjadi kebiasaan menerima tamu dari manapun dan siapa pun. Dia menyebut bahwa dirinya bukanlah orang yang membatasi diri.

"Jadi ceritanya begini beberapa kali memang banyak tamu berdatangan. Saya orang yang terbuka. Saya mantan panglima TNI, tapi saya tidak memberi batas pada siapa pun. Apalagi di rumah ini mau datang, terbuka 24 jam. Siapa pun," ujarnya.

Moeldoko mengaku saat menerima tamu yang berasal dari Partai Demokrat tidak dapat memastikan konteks pembicaraannya. Namun, dia menyebut bahwa pertemuan tersebut berisi curhat terkait kondisi Partai Demokrat.

"Berikutnya pada curhat situasi yang dihadapi ya gw dengerin aja. Berikutnya ya ya udah dengerin aja. Saya sih sebenarnya prihatin melihat situasi itu. Karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat," tuturnya.

Dia mengaku tidak keberatan jika hasil pertemuan ini menjadi bahan gunjingan. Meski begitu Moeldoko mengingatkan bahwa seorang pemimpin harus kuat dan tidak baperan.

"Saran saya, jadi seorang pemimpin adalah seorang pemimpin yang kuat. Jangan mudah baperan. Jangan mudah terombang-ambing dan seterusnya. Kalau anak buahnya ga boleh pergi ke mana-mana ya diborgol aja kali. Itu," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: