Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Panglima Militer Israel Sambangi Depths Corps IDF, Ada Misi Terselubung?

Panglima Militer Israel Sambangi Depths Corps IDF, Ada Misi Terselubung? Seorang pengunjuk rasa asal Palestina melempar batu ke atah pasukan Israel saat protes terhadap pemukiman Yahudi, di Kafr Malik, Tepi Barat, Jumat (27/11/2020). | Kredit Foto: Antara/REUTERS/Mohamad Torokman
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Menteri Pertahanan (Menhan) Benny Gantz pada Minggu mengunjungi Markas Besar Depths Corps, unit Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang ditugaskan untuk melakukan operasi jauh di luar perbatasan negara.

Media setempat menggambarkannya sebagai ancaman terselubung yang ditujukan pada Iran. Kantor Gantz mengatakan kunjungan tersebut untuk meninjau rencana operasional.

Baca Juga: Pesawat Nirawak Israel Jatuh di Gaza, Berani Betul Ada Pihak yang Tanggung Jawab...

Gantz, yang membentuk Depths Corps pada tahun 2012 saat menjadi Kepala Staf IDF, bertemu dengan komandan unit tersebut, Mayor Jenderal Itai Veruv, dan Kepala Staf IDF Aviv Kohavi.

"Dalam kunjungan tersebut, Menhan diperlihatkan perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap korps sejak ia memutuskan untuk menjadikannya sebagai kepala staf, rencana operasional korps, dan kesiapan berbagai unit yang akan melaksanakannya,” kata kantor Gantz, seperti dikutip Times of Israel, Senin (1/2/2021).

Depths Corps IDF adalah unit multidisiplin bayangan yang bertanggung jawab atas operasi militer di luar perbatasan Israel, dan aktivitasnya hampir selalu dirahasiakan. Jika IDF melakukan serangan terhadap Iran, Depths Corps kemungkinan akan memainkan peran sentral dalam mempersiapkan dan melaksanakannya.

Kunjungan itu dilakukan beberapa hari setelah Kohavi mengatakan dalam pidatonya bahwa ia telah memerintahkan militer untuk menyusun rencana baru untuk melakukan serangan terhadap Iran untuk mencegah Republik Islam memperoleh senjata nuklir.

Panglima militer itu juga mengkritik niat Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk kembali ke kesepakatan nuklir Iran jika Teheran kembali mematuhi perjanjian tersebut, dengan mengatakan langkah seperti itu akan "buruk" dan "bukan hal yang benar untuk dilakukan."

Gantz awalnya menegur panglima militer tersebut atas pernyataannya yang terbuka dengan mengatakan bahwa diskusi tentang kebijakan Israel terhadap Iran harus tetap dilakukan secara tertutup. Namun Gantz kemudian menarik kembali kritik tersebut, dengan mengatakan bahwa Kohavi adalah kepala staf yang sangat baik.

"Gantz berterima kasih kepada para prajurit dan komandan korps serta unit-unit yang beroperasi di bawahnya atas aktivitas mereka dan kesiapan mereka untuk memberikan tanggapan terhadap berbagai skenario operasional baru dan menantang yang dihadapi Negara Israel dan IDF," imbuh kantor Gantz hari Minggu.

Dalam pidatonya Selasa lalu, Kohavi mengatakan bahwa karena sentrifugal yang ditingkatkan dan persediaan uranium yang diperkaya yang terus meningkat, Iran bisa berbulan-bulan, bahkan mungkin berminggu-minggu untuk membuat bom nuklir jika rezim Teheran memutuskan untuk bergegas ke depan dan membuat senjata nuklir.

“Iran dapat memutuskan bahwa ia ingin membuat bom, baik secara diam-diam atau dengan cara yang provokatif. Berdasarkan analisis dasar ini, saya telah memerintahkan IDF untuk menyiapkan sejumlah rencana operasional, selain yang sudah ada. Kami sedang mempelajari rencana ini dan kami akan mengembangkannya di tahun mendatang," kata Kohavi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: