3 Dekade Kudeta Militer yang Sukses Buang Burma dan Lahirkan Myanmar, Bagaimana Prosesnya?
Kritikus mengecam langkah tersebut, dengan alasan bahwa Myanmar dan Burma memiliki arti yang sama dalam bahasa Burma, hanya saja 'Myanmar' adalah cara yang lebih formal untuk mengatakan 'Burma' –sebuah kata yang digunakan dalam bahasa sehari-hari.
Perubahan nama lain juga, seperti Rangoon menjadi Yangon, hanya mencerminkan kesesuaian yang lebih besar dengan bahasa Burma, dan tidak lebih. Selain itu, perubahan nama hanya terjadi dalam bahasa Inggris. Bahkan dalam bahasa Inggris, bentuk kata sifat tetap (dan terus bertahan) dalam bahasa Burma, dan bukan Myanmar.
Burma or Myanmar? What's the difference? Does it matter? A thread on political linguistics in Southeast Asia ????
— Tom Pepinsky (@TomPepinsky) February 1, 2021
Para simpatisan prodemokrasi mengatakan bahwa pergantian nama itu tidak sah, karena tidak diputuskan oleh rakyat. Akibatnya, banyak pemerintah di seluruh dunia yang menentang junta memutuskan untuk mengabaikan perubahan nama, dan terus menyebut negara itu Burma dan ibu kotanya Rangoon.
Jadi, kapan 'Myanmar' mulai diterima?
Pada tahun 2010-an, rezim militer memutuskan untuk melakukan transisi negara menuju demokrasi. Meskipun angkatan bersenjata tetap kuat, lawan politik dibebaskan dan pemilihan diizinkan diadakan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: