Dengan demikian, saat hujan turun di kawasan hulu, aliran sungai yang jumlah hanya satu tersebut mudah terisi limpasan air yang pergerakannya sangat cepat akibat volume yang banyak serta tingkat kemiringan tanah yang curam. Selain itu, perlintasan air itu terisi juga oleh material longsoran sehingga terjadi penyumbatan.
"Jadi satu-satunya aliran sungai itu tertutup," tegasnya.
Berdasarkan hasil analisa tersebut, DLH Jabar menyimpulkan penyebab banjir bandang hampir seluruhnya akibat faktor alam. Pasalnya, tidak ada kerusakan alam yang berarti mengingat alih fungsi lahan yang jumlahnya masih sedikit. Hal ini pun diperkuat oleh kondisi alam yang masih didominasi oleh hutan.
"Di sana itu lahan yang terbangun hanya 1%.Tutupan lahannya hutan, masih utuh," katanya.
Dia menegaskan, kawasan tersebut tidak boleh dialihfungsikan apalagi digunakan untuk permukiman maupun bangunan lainnya. Harus terbebas dari berbagai aktivitas manusia apalagi yang bersifat permanen.
"Itu rawan bencana. Tingkat kemiringan tinggi, rawan pergerakan tanah," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil