Mulus Cegat Misil Balistik Menengah, Rudal Antibalistik China Patut Diwaspadai
China mengumumkan telah berhasil menguji coba rudal antibalistik (ABM) berbasis darat dengan mencegat misil balistik jarak menengah (IRBM) di tengah-tengah penerbangannya atau fase mid-course.
Keberhasilan ini membuat rudal pencegat itu bisa berfungsi ganda, termasuk sebagai senjata anti-satelit.
Baca Juga: Manuver Kapal Capai Selat Taiwan, China: AS Terus Manipulasi dan Ciptakan Ketegangan
Kementerian Pertahanan China mengumumkan tes tersebut pada 4 Februari 2021, dan mengatakan telah mencapai semua tujuannya.
"Uji coba ini bersifat defensif dan tidak ditujukan untuk negara mana pun," kata Kementerian Pertahanan China dalam pernyataan itu yang dilansir Global Times.
Ini adalah tes teknis ABM berbasis darat kelima yang diumumkan China secara publik dan tes teknis ABM mid-course berbasis darat keempat diketahui publik.
Pakar militer China, Song Zhongping, kepada Global Times, mengatakan mid-course adalah fase paling vital dalam intersepsi rudal balistik, dan ABM mid-course berarti mencegat rudal saat berada dalam fase penerbangan bebas di luar atmosfer.
Menurut Song, durasi fase mid-course relatif lama, dan kesulitan besar intersepsi terletak pada lintasan yang tinggi. Dia mencatat bahwa target intersepsi biasanya rudal balistik jarak menengah atau antarbenua.
China sudah menguasai mid-course ABM system, dan melakukan tes terbaru menunjukkan bahwa sistem tersebut semakin matang, dan tingkat keberhasilan serta reliabilitas intersepsi meningkat secara signifikan, yang sangat penting bagi China untuk membangun sistem ABM yang lengkap.
Penerbangan rudal balistik biasanya terdiri dari tiga fase dalam urutan waktu; fase dorongan di mana pendorong roket akan menggerakkan rudal ke langit, fase tengah di mana pendorong berhenti saat rudal melintasi luar atmosfer, dan masuk kembali atau fase terminal di mana rudal memasuki kembali atmosfer dan mendekati sasarannya.
Secara teknis mudah untuk mencegat rudal balistik dalam fase pendorong, karena rudal tersebut masih dekat dengan tanah dan berakselerasi, tetapi sulit untuk mendekati lokasi peluncuran yang biasanya jauh di wilayah musuh. Dalam fase terminal, intersepsi itu menantang karena kecepatan rudal mendekati target sangat tinggi.
Menurut laporan media dan pernyataan resmi China, tes ABM yang diketahui telah dilakukan oleh China sebelumnya pada tahun 2010, 2013, 2014 dan 2018.
Karena militer China meningkatkan kesiapan tempurnya, maka sangat penting untuk membangun sistem anti-rudal yang efektif dan lengkap, terutama terhadap rudal jarak menengah dan antarbenua yang biasanya dilengkapi dengan hulu ledak nuklir, sehingga keamanan nasional China dapat tetap terjamin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto