Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hore, Pefindo Naikkan Rating BSI Jadi Outlook Stabil

Hore, Pefindo Naikkan Rating BSI Jadi Outlook Stabil Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI diperingkat “idAAA” dengan outlook stabil PEFINDO menaikkan peringkat PT Bank Syariah Indonesia (Bank Syariah Indonesia) menjadi “idAAA” dengan outlook stabil dari peringkat sebelumnya di “idAA+/positif” yang diberikan kepada PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIsyariah) yang merupakan surviving entity dari penggabungan usaha dengan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNI Syariah), efektif per 1 Februari 2021 dan menjadi Bank Syariah Indonesia.

PEFINDO menarik peringkat BNI Syariah dan BSM, dimana kedua Bank tersebut tidak lagi berdiri sebagai badan hukum yang terpisah dan aset dan kewajibannya dialihkan sepenuhnya kepada Bank Syariah Indonesia.

Peringkat terakhir BNI Syariah dan BSM adalah idAA+ dengan outlook positif, yang terkait dengan rencana merger tersebut. Pada saat yang sama, PEFINDO juga menaikkan peringkat Sukuk Mudharabah Subordinasi BSM tahun 2016 yang sebelumnya diterbitkan oleh BSM menjadi “idAA(sy)” from “idAA-(sy)”.

Kenaikan peringkat tersebut mencerminkan realisasi merger, yang menciptakan bank syariah terbesar di Indonesia dengan total aset melebihi Rp214,7 triliun atau setara dengan sekitar 40,4% industri perbankan syariah dan 2,4% industri perbankan per Juni 2020, yang menjadikannya bank terbesar ke-7 di industri perbankan per November 2020.

Baca Juga: OJK: BSI Bakal Jawab Tantangan Ekonomi dan Keuangan Syariah

Adapun obligor berperingkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh PEFINDO. Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya, relatif terhadap obligor Indonesia lainnya, adalah superior.

Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat idAA(sy) hanya berbeda sedikit dengan peringkat tertinggi. Kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas kontrak pendanaan syariah dibandingkan emiten Indonesia lainnya adalah sangat kuat.

Analis Handhayu Kusumowinahyu mengatakan, peringkat tersebut mencerminkan kemungkinan dukungan yang sangat kuat dari pemegang saham utama, posisi yang sangat kuat di segmen perbankan syariah, permodalan yang sangat kuat, dan likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang sangat kuat.

"Akan tetapi, peringkat tersebut dibatasi oleh kualitas aset yang moderat. Peringkat dapat diturunkan jika PEFINDO menilai ada penurunan dukungan yang material dari pemegang saham utama, yang dapat diindikasikan dari penurunan kepemilikan saham yang material atau kontribusi Bank Syariah Indonesia ke induk yang menurun," ujarnya dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (11/2/2021).

Lebih lanjut, dia berpandangan bahwa pandemi COVID-19 memiliki dampak sedang terhadap profil risiko industri perbankan syariah.

"Kami melihat dampak COVID-19 pada profil kredit Bank Syariah Indonesia secara keseluruhan akan tetap terkendali, didukung oleh kemungkinan dukungan yang sangat kuat dari Induk, posisi bisnis yang sangat kuat disegmen perbankan syariah, permodalan yang sangat kuat, dan likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang sangat kuat," jelasnya.

Namun, Pefindo menyadari eksposur Bank yang substansial pada sektor yang terdampak wabah COVID-19 seperti hotel dan restoran, industri, jasa bisnis, konstruksi, transportasi, real estate, dan perdagangan, yang memiliki kontribusi diatas 60% dari total portofolio pembiayaan Perusahaan pada akhir Desember 2020.

"Pelanggaran pembiayaan di sektor-sektor ini dapat menambah tekanan pada kualitas aset Bank secara keseluruhan. PEFINDO akan terus memonitor dampak pandemi terhadap kinerja Bank Syariah Indonesia dan profil kredit secara keseluruhan," tutupnya.

Bank Syariah Indonesia dibentuk berdasarkan penggabungan usaha antara PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank BNI Syariah dan PT Bank Syariah Mandiri. Pada tanggal 1 Februari 2021, pemegang saham Bank Syariah Indonesia adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (50,95%), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (24,91%) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (17,29%), DPLK BRI Saham Syariah (1,83%), PT BNI Life Insurance (0,01%), PT Mandiri Sekuritas (0,00%) dan publik (5,01%).

Bank Syariah Indonesia menjalankan bisnisnya didukung oleh sekitar 20,000 karyawan, lebih dari 1,200 kantor dan sekitar 1,800 ATM di seluruh Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: