Makin Memanas, Mark Zuckerberg Minta Facebook 'Sakiti' Apple, Waduh! Serius Nih?

CEO Facebook Mark Zuckerberg dikabarkan telah meminta stafnya di Facebook untuk menyakiti Apple. Hal ini terungkap dalam laporan Wall Street Journal. Perseteruan mereka pun kian memanas lantaran Apple membuat kebijakan baru yang mengatur privasi pengguna.

Kebijakan tersebut ditengarai membuat Zuckerberg murka karena menganggap akan merugikan bisnis kecil yang bergantung pada Facebook Ads.

Meski demikian, komentar menyakiti Apple ini dibuat pada tahun 2018 saat Tim Cook, CEO Apple, ditanya tentang skandal Cambridge Analytica yang menimpa Facebook, Cook mengatakan Apple tidak akan mengalami kejadian serupa karena telah memiliki regulasi tentang privasi dan data pengguna.

Baca Juga: Abad 21 Makin Nyata, Mark Zuckerberg Ingin Teleportasi ke Kantor Pakai VR!

Sementara itu, Zuckerberg pun langsung menyerang balik dan menyebut komentar Tim Cook tidak jujur dan menyesatkan. Secara pribadi, WSJ melaporkan bahwa Zuckerberg meminta timnya di Facebook untuk melukai Apple.

"Kami perlu menimbulkan rasa sakit," katanya kepada timnya di Facebook, sebagaimana dikutip dari 9to5mac di Jakarta, Senin (15/2/21).

Facebook dan Apple pun memiliki hubungan yang semakin rumit. Terlebih, kebijakan baru Apple akan menyulitkan aplikasi seperti Facebook untuk melacak pengguna demi menargetkan iklan khusus untuk mereka.

Menurut Facebook, kebijakan ini justru akan melukai bisnis kecil. Pendapatan Facebook dari iklan juga akan terancam.

Facebook baru-baru ini memasang iklan satu halaman penuh di surat kabar AS, mengkritik kebijakan baru Apple. Bahkan, Facebook juga dilaporkan akan meluncurkan gugatan antitrust melawan Apple.

Meski demikian, seorang juru bicara Facebook menyangkal surat kabar bahwa pertarungan antara Apple dan Facebook adalah pribadi. Ia menegaskan  bahwa Facebook berkomitmen untuk membela pebisnis kecil dan pengembang yang dirugikan oleh kebijakan privasi.

"Apple mengklaim itu masalah privasi, tapi ini benar-benar tentang keuntungan," kata juru bicara itu. "Kami ingin menarik perhatian pada penyalahgunaan kekuasaan."