Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bill Gates Minta Umat Manusia Jangan Makan Daging Sapi Lagi, Lho Kenapa?

Bill Gates Minta Umat Manusia Jangan Makan Daging Sapi Lagi, Lho Kenapa? Kredit Foto: Instagram/Bill Gates
Warta Ekonomi, Jakarta -

Demi mencegah kerusakan akibat dari perubahan iklim, miliarder Bill Gates memberikan berbagai saran melalui buku terbarunya yang berjudul "How to Avoid a Climate Disaster". Salah satu tindakan yang ia sarankan adalah dengan tidak mengonsumi daging sapi.

Dilansir dari Technology Review di Jakarta, Rabu (17/2/21) sapi merupakan salah satu penyumbang gas metana terbesar yang berdampak buruk bagi atmosfer. Secara biologis, Gates mengungkap sangat sulit untuk menekan angka gas metana sehingga mungkin jalannya adalah dengan memakan daging sintetis dari protein sebagai pengganti daging sapi.

Baca Juga: Bill Gates Gak Tertarik ke Mars, Katanya Mending Beli Vaksin Campak!

"Saya tidak tahu apakah akan ada pendekatan natural soal ini. Saya cemas bahwa daging sintetis akan dibutuhkan untuk persoalan ini," ujar pendiri Microsoft ini.

Sejatinya, daging sintetis telah dikembangkan sejak lama, namun penerapannya belum meluas. Namun, di negara miskin dan berkembang, daging sintetis dianggap belum perlu dilakukan karena masih terdapat solusi lainnya, seperti meningkatkan jumlah daging sapi per emisi karena produktivitasnya masih rendah.

Sementara itu, di Amerika Serikat sendiri, meski jumlah emisi yang dikeluarkan lebih rendah dari sapi Afrika, namun karena produksi mereka sangat besar maka gas metana yang dikeluarkan juga tinggi. Solusinya adalah menggalakan daging sintetis, menurut Bill Gates.

"Saya pikir semua negara kaya harus 100% pindah ke daging sintetis. Anda akan terbiasa dengan perbedaan rasanya dan ada juga klaim bahwa rasanya akan makin baik dari waktu ke waktu," saran Bill Gates.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: