Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Baik Hati, Biden Masih Mewanti-wanti China: Kalian Bisa Terima Akibat dari Pelanggaran HAM

Baik Hati, Biden Masih Mewanti-wanti China: Kalian Bisa Terima Akibat dari Pelanggaran HAM Kredit Foto: Antara/REUTERS/Jonathan Ernst
Warta Ekonomi, Washington -

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Selasa (16/2/2021) memperingatkan China yang disebut akan membayar akibat dari pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Peringatan itu dilayangkan Biden saat merespon pertanyaan dalam sebuah acara televisi terkait langkah penanganan negara Asia tersebut terhadap minoritas Muslim di kawasan barat Xinjiang.

Presiden Xi Jinping telah dihujani kritik global karena menahan minoritas Uighur di kamp-kamp pengasingan dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya.

Baca Juga: Demi Lumpuhkan F-35 AS, China Siap-siap Kumpulkan Kekuatan Jalankan Opsi Rare Earth

“Akan ada akibatnya bagi China dan dia (Xi Jinping) mengetahui itu,” kata Biden saat dicecar terkait isu tersebut dalam acara balai kota yang ditayangkan oleh saluran televisi CNN.

Amerika Serikat akan menegaskan kembali peran globalnya dalam menyuarakan hak asasi manusia, ujar Biden, yang menambahkan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk membuat China melindungi mereka.

“China berusaha keras untuk menjadi pemimpin dunia dan untuk mendapatkan julukan itu, dan untuk dapat melakukannya, mereka harus mendapatkan kepercayaan dari negara-negara lain,” kata Biden dalam perjalanan resmi pertamanya sejak menjabat sebagai presiden pada Januari.

“Selama mereka terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan hak asasi manusia, akan sulit bagi mereka untuk melakukan itu,” tambahnya.

Dalam percakapan melalui telepon yang berlangsung selama dua jam dengan Xi bulan ini, Biden menekankan prioritas AS untuk melestarikan kebebasan dan keterbukaan di kawasan Indo-Pasifik, di mana AS dan China adalah rival strategis besar.

Dia juga menyuarakan kekhawatiran terhadap “paksaan dan ketidakadilan” dalam praktik Beijing terkait perdagangan dan isu-isu hak, termasuk tindakan keras di Hong Kong, pengasingan Xinjiang, dan aksi-aksi yang semakin keras di Asia, termasuk terhadap Taiwan yang diklaim berada dalam teritori China.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: