Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Innalillahi, Habis Divaksin Covid-19 Nakes di Blitar Meninggal Dunia

Innalillahi, Habis Divaksin Covid-19 Nakes di Blitar Meninggal Dunia Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinovac ke tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Andhika, Jagakarsa, Jakarta, Jumat (15/1). | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kematian Erny Kusuma Sukma Dewi (33) tenaga kesehatan (nakes) RSUD Ngudi Waluyo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, ternyata terjadi paska disuntik vaksin COVID-19.

Kasus kematian tenaga kesehatan (Nakes) yang terjadi pada 14 Februari 2021 lalu, merupakan yang pertama sejak Kabupaten Blitar, melaksanakan vaksinasi tahap pertama dan kedua.

"Iya setelah vaksinasi," ujar Direktur RSUD Ngudi Waluyo, Endah Woro Utami kepada SINDOnews.com Minggu (21/2/2021).

Baca Juga: Dini Hari, Bio Farma Distribusikan Lagi Vaksin Covid-19 ke 6 Provinsi

Erny menjalani vaksinasi tahap pertama pada 28 Januari 2021. Sebelum disuntik vaksin Sinovac, ia juga menjalani pemeriksaan kesehatan seperti yang lain. Erny yang sehari-hari bekerja di ruang isolasi pasien positif COVID-19 RSUD Ngudi Waluyo, dinyatakan sehat.

Yang bersangkutan tidak memiliki penyakit penyerta. Suhu tubuh juga normal. "Dia lolos pemeriksaan kesehatan," tambah Woro menjelaskan. Pada tanggal 6 Februari 2021, atau sembilan hari setelah vaksinasi (tahap pertama), Erny tiba-tiba mengalami gejala sakit. Tubuhnya panas. Kemudian juga muncul sesak yang itu membuat yang bersangkutan langsung dilarikan ke rumah sakit. "Saat di swab ternyata positif (COVID-19) ," kata Woro.

Pihak rumah sakit sudah berusaha melakukan penanganan semaksimal mungkin. Namun nyawa Erny yang masih berstatus pegawai kontrak sejak tahun 2016 tersebut, tidak tertolong. Erny meninggal dunia. Woro mengatakan, sembilan hari setelah divaksin, antibodi untuk melawan virus COVID-19 , belum terbentuk.

Antibodi atau imun tubuh baru terbentuk empat belas hari setelah seseorang menerima suntikan tahap pertama. Disaat antibodi belum terbentuk itu, kata Woro seseorang yang meski sudah divaksin, masih bisa terinfeksi. "Masih kemungkinan terinfeksi. Siapapun itu," terang Woro. Lalu dari mana Erny terpapar, mengingat hasil swab testnya positif (paska divaksin), Woro mengatakan belum bisa memastikan.

Sebab paska disuntik vaksin tahap pertama, Erny tetap bekerja seperti biasa dan selalu disiplin mengenakan baju hazmat. Hasil tracing kepada rekan medis di lingkungan ruang isolasi juga tidak ditemukan kasus positif COVID-19.

"Kalau terpapar dari mana kita tidak tahu. Karena riwayatnya pernah pergi juga," terang Woro.

Dalam kasus kematian Erny paska divaksin, Woro mengatakan, tidak bisa menjelaskan, apakah penyebab kematian karena vaksin yang disuntikkan atau karena sebab lain. Dalam hal ini pihaknya telah melaporkan kepada ahli yang berwenang, yakni Provinsi Jawa Timur. Kendati demikian Woro juga sempat menyinggung soal faktor gemuk atau obesitas dari yang bersangkutan.

Meskipun Woro juga kembali menegaskan faktor gemuk tidak menjadi persoalan, mengingat yang bersangkutan kenyataanya juga lolos screening. "Segala analisis dan kemungkinan kita kembalikan ke ahlinya, dalam hal ini provinsi," kata Woro. Terkait screening sebelum seseorang disuntik vaksin Sinovac , Woro juga mengatakan, tidak ada prosedur yang mengharuskan lebih dulu swab test.

Artinya, apakah seseorang yang akab disuntik vaksin positif atau negatif saat akan disuntik vaksin, tidak ada yang bisa memastikan. Menurut Woro tidak ada ketentuan dalam screening seseorang harus swab dulu. Di dalam ketentuan permenkes, tidak ada. Woro menambahkan, hal itu kemungkinan sudah dipertimbangkan para ahli.

Secara anggaran, kata Woro pemerintah juga akan mengeluarkan biaya yang besar jika harus melakukan swab dulu.

"Dari 750 karyawan kami yang divaksin, betulkah semuanya negatif?, tidak ada yang bisa menjawab karena memang tidak ada ketentuan swab test sebelum vaksin," terang Woro. Sementara tercatat hingga 20 Februari 2021 (akumulasi), jumlah kasus positif COVID-19 di Kabupaten Blitar mencapai 4.232 kasus.

Perinciannya, 3.639 orang sembuh, 335 orang meninggal dunia, 129 orang menjalani perawatan di rumah sakit, 64 orang menjalani isolasi mandiri dan 41 orang diisolasi di gedung isolasi. Pada 20 Februari 2021 terdapat tambahan 63 kasus positif COVID-19 baru, dan tiga orang meninggal dunia. Sementara tambahan jumlah pasien yang sembuh baru sebanyak 20 orang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: