Kepercayaan Terjaga, Pembiayaan Bank Syariah Tetap Moncer di 2020
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai masih tingginya kepercayaan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 membuat kinerja perbankan syariah tetap moncer di tahun 2020.
Hal ini terbukti dari pembiayaan perbankan syariah tetap tumbuh sebesar 9,08% menjadi Rp394,6 triliun di pada 2020, berbanding terbalik dengan kredit perbankan konvensional yang terkontraksi -2,41%.
"Pertumbuhan pembiayaan (perbankan syariah) di akhir tahun 2019 sebesar 10,89%, tahun 2020 9,08% tapi perbankan nasional kita terkontraksi 2,41%. Ini luar biasa ya, perlu kita berikan apresiasi artinya layanan perbankan syariah kita tetap dipercaya di masa pandemi. Nasabah kita masih mempercayai perbankan syariah kita," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kritiyana di Jakarta, Kamis (25/2/2021).
Baca Juga: Ekonom Indef Yakin BSI Jadi lompatan Besar Perbankan Syariah
Selain kepercayaan yang terjaga, Heru bilang, pembiayaan konsumtif juga turut mendorong positifnya pembiayaan perbankan syariah tahun lalu. "Faktor pendorongnya banyak didorong kredit konsumtif yang sekitar 40%," ucap Heru.
Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), simpanan dana masyarakat di perbankan syariah juga tak kalah dengan perbankan konvensional dimana DPK perbankan syariah tumbuh 11,8% (yoy) menjadi Rp475,5 triliun.
"Kemudian di DPK nggak kalah dengan bank konven sama-sama tumbuh 11%. Jadi kepercayaan nasabah tidak surut untuk menyimpan dananya di bank syariah. Permodalan bank syariah kita juga kuat dimana rasio KPMM 21,59%, malah lebih tinggi dbandingkan 2019 20,59% jadi permodalan ini makin kuat saya senang ini mencerminkan buffer yang kuat," ungkapnya.
Selain itu, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) juga tetap terkendali, bahkan lebih kuat. OJK mencatat, NPF gross berada di posisi 3,08% per 2020, lebih baik dibandingkan 2019 yang sebesar 3,11%. Demikian pula NPF nett yang tercatat 1,70%, lebih baik dibandingkan 1,89 di 2019.
"Over all, di tengah pandemi perbankan syariah kita masih tumbuh dan sehat, masih baik termasuk likuiditas masih sangat ample," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: