Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waduh, Hacker China Serang Kerentanan Server Microsoft

Waduh, Hacker China Serang Kerentanan Server Microsoft computer keyboard in front of the displayed cyber code in this illustration picture taken on March 1, 2017. | Kredit Foto: Reuters/Kacper Pempel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kelompok spionase dunia maya yang terkait dengan China telah mengeksploitasi kerentanan perangkat lunak server (peladen) Microsoft.

Melalui unggahan di blog, Microsoft mengatakan peretasan memanfaatkan 4 kerentanan yang sebelumnya tak terdeteksi dalam berbagai perangkat lunak. Perusahaan menyebut, itu uulah kelompok peretas HAFNIUM.

"Pada Januari, kami melihat para peretas menggunakan salah satu kerentanan untuk mencuri konten lengkap dari beberapa surat elektronik pengguna dari jarak jauh," ujar Perusahaan Keamanan Siber, Volexity, sebagaimana dilansir dari Reuters, Rabu (3/3/2021).

Baca Juga: Komisi Sekuritas Negara Ini Kena Amuk Publik Gegara Aturan Cryptocurrency

Baca Juga: Snack Video: Aplikasi dengan Penghasilan Rp71 Juta yang Kena Blokir OJK

Volexity menyebut, peretas hanya perlu mengetahui detail peladen Exchange dan akun yang ingin mereka rampas surat elektroniknya.

Kedutaan Besar China di Washington tak segera membalas permintaan berkomentar. Beijing secara rutin membantah spionase dunia maya walaupun ada banyak tuduhan dari Amerika Serikat (AS) dan negara lain.

Jelang pengumuman Microsoft, langkah agresif para peretas mulai menarik perhatian komunitas keamanan siber.

Direktur Intelijen Secureworks Dell Technologies Inc, Mike McLellan menyebut, "Ada lonjakan tiba-tiba dalam aktivitas yang menyentuh peladen Exchange pada Minggu (28/2/2021), sekitar 10 pelanggan terpengaruh."

Untuk saat ini, McLellan mengatakan, aktivitas peretasan yang ia lihat tampak terokus pada penyemaian perangkat lunak berbahaya dan menyiapkan panggung untuk gangguan yang berpotensi lebih dalam daripada ke jaringan.

"Kami akan menemukan banyak perusahaan yang terkena dampak, tetapi sejumlah kecil perusahaan benar-benar dieksploitasi," jelasnya.

Microsoft mengatakan, korban termasuk peneliti penyakit menular, firma hukum, lembaga pendidikan tinggi, kontraktor pertahanan, lembaga pemikir kebijakan, dan kelompok non-pemerintah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: