Menurut Arman, jika ujung KLB hanya melahirkan kepengurusan ganda sebuah partai, maka lagi-lagi ini adalah preseden buruk terhadap jalannya proses demokrasi, khususnya terhadap kelembagaan partai politik. Dampaknya, indek demokrasi bangsa kita pasti akan terus anjlok, dan tontonan ini tidak baik bagi pembelajaran demokrasi bagi anak bangsa.
Di sisi lain, sambung Arman, jika KLB terjadi, maka lakukan dengan apik dan harus 'all out' dan tuntas, karena di dalam KLB nanti pun berpotensi memunculkan 'Hantu blau' yang hanya ingin mengambil keuntungan secara politik. Selain itu, kata Arman, untuk menjadi calon atau seorang presiden tidak melulu harus menjadi ketua partai dulu, tingkatkan kinerja dan perbanyak melakukan program populer yang bisa menarik perhatian publik, dan susun tim yang efektif dan terukur.
"Jokowi bukan seorang ketua umum partai tapi beliau bisa jadi presiden. Langkah politiknya ciamik dan populer dan menjadi manusia setengah dewa di mata publik saat itu," ungkap pria Lulusan Kebijakan Publik Universitas Indonesia (UI) itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti