Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketika Harga Nikel Terguncang, Vale hingga Antam Rontok Berkeping-Keping!

Ketika Harga Nikel Terguncang, Vale hingga Antam Rontok Berkeping-Keping! Kredit Foto: Antara/Basri Marzuki
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga nikel kontrak tiga bulan di London Metal Exchange (LME) terguncang signifikan hingga anjlok di kisaran US$17.864 per ton pada penutupan perdagangan pasar Rabu, 3 Maret 2021. Sentimen tersebut tak ayal membuat deretan saham Nikel rontok berjamaah dengan koreksi lebih dari -6%.

Merujuk data perdagangan RTI, saham emiten nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menempati posisi teratas dalam daftar top losers. Saham INCO tercatat koreksi -6,75% ke level Rp5.525 per saham pada penutupan sesi pertama, Kamis, 4 Maret 2021. Level tersebut sekaligus menjadi yang paling rendah sepanjang siang ini, di mana pagi tadi saham INCO dibuka di angka Rp5.600 per saham. Baca Juga: Perusahaan Properti Keluarga Widjaja Bicara DP Rumah 0 Rupiah: Konsumen Pasti Untung!

Berada di posisi kedua teratas setelah INCO, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga tak luput dari tekanan. Per jeda siang, harga saham Antam terkontraksi -6,67% ke level Rp2.520 per saham, terendah sejak pembukaan pasar.  Baca Juga: Perusahaan Properti Keluarga Widjaja Bicara DP Rumah 0 Rupiah: Konsumen Pasti Untung!

Saham berikutnya yang juga terimbas oleh penurunan harga nikel adalah PT Timah Tbk (TINS). Menempati posisi ketiga top losers, harga saham TINS anjlok sedalam -6,65% ke level Rp1.895 per saham. Sebelum penutupan pasar, harga saham TINS bahkan terjun lebih dalam lagi di angka Rp1.890 per saham.

Berikutnya, saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) juga tertekan signifikan sebesar -6,17% ke level Rp5.700 per saham. Begitu pun dengan saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) turun sedalam -6,08% ke level Rp170 per saham.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: