Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gak Nyangka! Motif KLB Demokrat: Habis Lengserkan AHY, Moeldoko Berpotensi Singkirkan....

Gak Nyangka! Motif KLB Demokrat: Habis Lengserkan AHY, Moeldoko Berpotensi Singkirkan.... Kredit Foto: Instagram Natalius Pigai
Warta Ekonomi, Tangerang Selatan -

Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang memutuskan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai ketua umum, memunculkan berbagai spekulasi.

Salah satunya datang dari mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai. Dia menyatakan bahwa langkah Moeldoko mengambil alih kepemimpinan dalam Partai Demokrat merupakan hal yang buruk. Baca Juga: Rebut Takhta Demokrat, LIPI: Vulgar dan Gak Etis, Jokowi Harus Copot Moeldoko!

"Pak Jokowi mesti waspada anak buah. Sebagai Presiden, harus batasi KLB Demokrat. Karena saya dengar analisa bahwa untuk segera SI MPR perubahan UUD 1945 agar masa jabatan 7 tahun JKW sampai dengan 2027," kata Pigai melalui akun Twitter-nya, @NataliusPigai2, Minggu (7/3/2021). Baca Juga: Momen Pidato SBY-AHY Kompak Sebut Moeldoko Berkali-kali

Dia melanjutkan, jika hal ini yang terjadi, maka akan merusak reputasi politik yang telah dibangun bagi Jokowi. Bahkan, lanjut dia, akan terjadi perlawanan rakyat terhadap Jokowi. 

"Jika KLB disahkan oleh Negara, maka Pak Moeldoko berpotensi menjadi Menko Polhukam. Mahfud MD tersingkir, karena Jokowi sudah dua periode. Tidak butuh dukungan suara, basis massa Mahfud. Tetapi Jokowi butuh dukungan partai. Pak Moeldoko ingin jadi Menko Polhukam," jelasnya.

Cuitan Natalius Pigai ini mendapat respon beragam dari netizen. Namun, banyak yang ikut berspekulasi bahwa kudeta itu sebagai skenario politik untuk membungkam suara oposisi terhadap pemerintah.

Seperti dikatakan oleh Aulia Muttaqin @amuttaqintnt9. "Kalau KLB bodong itu direstui, maka barisan oposisi sudah diberangus. Tertinggal fraksi PKS yang sudah tak bertaji. Selanjutnya amandemen UUD, tentang masa jabatan Presiden yang diperpanjang tinggal ketuk palu," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: