Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fantastis! Segini Lho Duit yang Digelontorkan Junta Myanmar buat Rekrut Pelobi Yahudi

Fantastis! Segini Lho Duit yang Digelontorkan Junta Myanmar buat Rekrut Pelobi Yahudi Kredit Foto: Reuters/Thar Byaw
Warta Ekonomi, Washington -

Dokumen yang diajukan ke Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa junta militer Myanmar telah menyewa pelobi Israel-Kanada untuk "membantu menjelaskan situasi sebenarnya" dari kudeta di militer di Myanmar ke Amerika Serikat dan negara lain. Disebutkan juga bahwa junta membayar USD2 juta (Rp28,8 miliar) untuk menyewa pelobi tersebut.

Lebih dari 60 pengunjuk rasa telah tewas dan 1.900 orang telah ditangkap sejak 1 Februari, ketika jenderal Myanmar merebut kekuasaan dan menahan para pemimpin sipil termasuk Penasihat Negara Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: Pilu! Mendengar Kisah Polisi Myanmar yang Kabur ke India: Kami Gak Punya Nyali Tembak Rakyat Sendiri

Menurut dokumen perjanjian konsultasi, Ari Ben-Menashe dan perusahaannya, Dickens & Madson Canada, akan mewakili pemerintah militer Myanmar di Washington, serta melobi Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Israel dan Rusia, dan badan-badan internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),

Perusahaan yang berbasis di Montreal, Kanada itu akan "membantu perancangan dan pelaksanaan kebijakan untuk pembangunan yang menguntungkan bagi Republik Persatuan Myanmar, dan juga untuk membantu menjelaskan situasi nyata di Negara tersebut," demikian disebutkan dalam perjanjian tersebut.

Dokumen itu diserahkan pada Senin (8/3/20210 kepada Departemen Kehakiman sebagai bagian dari kepatuhan terhadap Undang-Undang Pendaftaran Agen Asing AS dan dipublikasikan secara daring.

Seorang juru bicara pemerintah militer Myanmar tidak menjawab panggilan telepon dari Reuters untuk meminta komentar.

Dalam nada yang disambut dengan skeptisisme yang meluas, Ben-Menashe mengatakan kepada Reuters bahwa dia telah ditugaskan untuk meyakinkan AS bahwa para jenderal Myanmar ingin bergerak lebih dekat ke Barat dan menjauh dari China.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: