Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Kita Tak Bisa Lagi Tolerir Miliarder yang Makin Kaya Raya dari Penderitaan Orang Lain'

'Kita Tak Bisa Lagi Tolerir Miliarder yang Makin Kaya Raya dari Penderitaan Orang Lain' Kredit Foto: Reuters/Joshua Roberts
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi telah menjadi masa booming bagi miliarder terkaya di Amerika. Kekayaan sembilan raksasa telah meningkat lebih dari USD360 miliar (Rp5.200 triliun) dalam satu tahun terakhir. Dan mereka semua adalah miliarder teknologi yang menjadi kekuatan industri dalam ekonomi AS.

Elon Musk dari Tesla melipatgandakan kekayaannya lebih dari empat kali lipat dan bersaing dengan Jeff Bezos untuk mendapat gelar orang terkaya di dunia. Mark Zuckerberg dari Facebook bahkan harta kekayaannya mencapai USD100 miliar. Lalu, pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin memperoleh kekayaan gabungan USD65 miliar.

Baca Juga: Lagi-Lagi, Tweet Miliarder Elon Musk Dorong Naik Harga Koin Digital ke Rekor Tertinggi

Hampir semua akumulasi kekayaan ini terkait dengan harga saham di perusahaan yang didirikan atau dipimpin oleh para pria, mereka tetap menjadi pemegang saham yang signifikan. Amazon diuntungkan berkat konsumen berbelanja dari rumah. Google, Facebook, dan Microsoft membantu memberdayakan realitas baru bekerja dan belajar dari rumah.

Tetapi melonjaknya kekayaan mereka sangat kontras dengan kehancuran ekonomi jutaan orang Amerika bahkan dunia.

"Dalam pandangan saya, kita tidak bisa lagi mentolerir miliarder seperti Jeff Bezos, Mark Zuckerberg dan Elon Musk menjadi kaya raya pada saat penderitaan dan penderitaan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Senator Bernie Sanders (I-Vt.) dalam email ke The Washington Post yang dikutip di Jakarta, Senin (15/3/21).

Pengamatan kekayaan miliarder teknologi juga didorong oleh peran yang dimainkan perusahaan mereka selama pandemi. Media sosial termasuk Facebook bahkan memperburuk situasi karena digunakan untuk menyebarkan disinformasi tentang Covid-19 dan vaksin, merusak upaya pengendalian virus.

Musk juga sempat mencela mandat tinggal di rumah dan membuka kembali pabrik Tesla yang berlawanan dari pemerintah penutupan di California.

Dalam kasus Bezos, meski telah membuka 500.000 ribu pekerja untuk menambah armada dalam menyimpan, menyortir, mengambil, dan mengemas barang pada tahun 2020, namun Bezos membunyikan alarm tentang keselamatan pekerja. Hampir 20.000 karyawan Amazon di Amerika Serikat dinyatakan positif terkena virus corona pada bulan Oktober.

“Tidak ada keraguan bahwa miliarder teknologi besar dan perusahaan yang mereka miliki telah membahayakan demokrasi kita dan terlalu banyak mengontrol kehidupan ekonomi dan politik kita,” kata Sanders.

"Waktunya telah tiba untuk membebani kekayaan mereka dan membubarkan raksasa teknologi dan konglomerat besar lainnya yang telah memonopoli hampir setiap sektor ekonomi kita." tandasnya lagi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: