Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Raup Profit Ratusan Juta Rupiah, Ini Rahasia Sukses Arief Budiman Nasuko Hanya Lewat Bisnis Dropship

Raup Profit Ratusan Juta Rupiah, Ini Rahasia Sukses Arief Budiman Nasuko Hanya Lewat Bisnis Dropship Kredit Foto: Instagram/Arief Budiman Nasuko
Warta Ekonomi, Jakarta -

Arief Budiman Nasuko adalah CEO dan Founder Digital Class Marketer. Arief merupakan pria asal Medan berdarah Jawa yang memulai bisnis dropshipper tanpa modal tetapi omzet mencapai ratusan juta rupiah.

Meski demikian, bisnis dropshipper ini tak semudah yang terlihat. Arief belajar secara otodidak dan meraih kesuksesannya pun tak instan.

Dahulu, ia adalah anak yang nakal bahkan sempat memakai narkoba. Hingga akhirnya, ia mengingat kata-kata mentornya yang mengatakan bahwa, "Jika jatuh, jangan pernah menunjuk atau menyalahkan orang lain".

Baca Juga: Tawarkan Solusi di Masa Pandemi, CNI Kenalkan Model Bisnis Baru

Saat memakai narkoba, Arief masih berkuliah semester 4. IPK yang tadinya tinggi mencapai 3,6 langsung drop hanya mendapat IPK 2 karena ia terpengaruh hiburan malam. Hal ini disampaikan Arief melalui video YouTube Christina Lie yang bertajuk "DROPSHIPPER SHOPEE BONGKAR CARA OMSET RATUSAN JUTA TANPA FAKE ORDER!"

Hingga suatu hari, Arief merasakan hidupnya hancur. Kuliah tidak selesai, hingga orang tuanya pun ikut frustasi. Arief diminta untuk ke Semarang tinggal dengan neneknya. Namun, Arief merasa gelisah akibat dari penggunaan narkoba dan ia memutuskan untuk pergi ke Bandung ke tempat pacarnya dengan alasan ke keluarganya karena mendapat pekerjaan.

Tetapi, lagi-lagi Arief merasa tidak nyaman dan memutuskan kembali ke Medan tanpa sepengetahuan orang tuanya. Setibanya di Medan, Arief tak diterima kembali oleh orang tuanya. Arief pun akhirnya dibantu oleh sahabatnya dan menumpang selama satu tahun di kontrakan sahabatnya itu pada tahun 2014. Padahal, sahabat Arief ini baru saja dipecat tetapi tetap memikirkan hidup Arief.

Selama satu tahun itu, Arief hidup sebagai gelandangan dan tidak punya uang sama sekali untuk makan. Ia sampai meminta uang kepada adiknya yang bekerja di Bali. Selama berjam-jam menunggu transferan adiknya, Arief merasa sangat kelaparan. Ia pun mencari kegiatan untuk melupakan rasa lapar ini dengan bersih-bersih kontrakan hingga merasa lelah dan ketiduran.

Beberapa jam kemudian, adik Arief pun mentransfer uang untuk makan Arief. Disitulah titik taubat Arief terbuka. Ia merasa hidupnya sangat hancur dan tidak bersyukur padahal diberikan beragam fasilitas dari orang tuanya sejak dulu.

Setelah itu, Arief berjanji jika mendapat pekerjaan ia akan meminta maaf kepada orang tua, terutama ibunya, mencuci kaki ibunya, mencium sambil minta maaf, agar ridho ibunya kembali pada Arief. Dari 10 lamaran yang Arief upayakan, tak ada satupun membuahkan hasil. Jangankan panggilan wawancara, ditelepon pun tidak ada.

Akhirnya, Arief merasa bahwa Tuhan sedang marah padanya. Ia pun memohon ampun kepada Tuhan hingga seminggu kemudian, Arief mendapat pekerjaan membantu pengelolaan Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah).

Sesuai dengan janjinya, setelah itu Arief pun datang ke rumah orang tuanya dan meminta maaf sambil menangis, tak lupa mencuci kaki ibunya.

Seminggu kemudian, Arief sakit terkena usus buntu. Dari sekian banyak teman yang ia kenal, yang datang hanyalah satu orang yang selama ini membantunya. Selama itu pula orang tua merawatnya hingga rasa bersalah semakin menyelimuti Arief.

Setelah sembuh, Arief mencari cara bagaimana agar bisa menghasilkan uang dari rumah. Arief pun mencari lewat internet hingga menemukan Tokopedia dan memulai bisnis dropshipper hingga digital marketing pada tahun 2015.

Saat itu, Arief sudah berusia 24 tahun dan menjual produk yang paling laris. Iseng menjual produk dari Tokopedia dan dijual pula di Tokopedia, Arief langsung mendapat telepon dari pembeli.

Setelah itu, Arief menjual krim wajah dari Tokopedia lewat modal dari sang ayah sebesar Rp700 ribu. Dalam tiga bulan, keuntungan yang Arief dapatkan sudah mencapai Rp30 juta. Selama satu tahun pertama, Arief memfokuskan diri untuk berjualan di Tokopedia. Ia pun terus belajar bagaimana cara agar laku berjualan di Tokopedia.

Dalam satu tahun, Arief sudah bisa membeli mobil dan membuat senyum orang tuanya kembali. Setelah tiga tahun berjalan, Arief berhasil membeli rumah bahkan tanah. Setelah itu, ia pun berpikir untuk menikah. Namun, pernikahan itu kandas dalam lima bulan karena ketidakcocokan hingga berimbas pada penurunan profit Rp2 juta per hari.

Setelah satu bulan recovery, Arief pun diajak Workshop di Jakarta dan Arief mulai banyak dikenal orang karena memang bagus, dan penjelasannya detail. Disitulah Arief memulai Digital Class Marketers yang menjadi media bagi orang yang ingin belajar marketplace secara online. Setiap bulannya, Arief selalu mengadakan Live Webinar untuk memperbarui algoritma.

Adapun sistem webinar yang diadakan Arief berupa sekali join belajar dari awal sampai akhir selama 3 hari sekaligus. Lalu, tambahan materi lewat video di website dan grup support Facebook.

Macam-Macam Kesalahan Dropshipper di Indonesia

1. Profit instan jangka pendek

Menurut Arief, kesalahan pertamanya adalah hanya memikirkan profit semata dalam jangka pendek. Mereka hanya berpikir untuk dapat uang cepat, instan, padahal kalau bisa dirawat, orderan banyak dan memiliki database, maka databasenya dapat dipakai untuk retargeting.

Retargeting adalah mengkategorikan dan menargetkan customer yang pernah berbelanja di marketplace kita dengan produk yang ia butuhkan dan melakukan penaikan nilai harga produk tersebut.

2. Takut mempekerjakan admin

Arief sendiri sempat takut mempekerjakan admin karena takut ilmunya diambil sehingga admin tersebut membuka toko sendiri. Namun, akhirnya Arief memiliki cara untuk mengakali hal tersebut yakni admin di setiap toko yang mengerjakan orderan wajib memberikan laporan melalui Google Spreadsheet.

Jadi, Arief tinggal mencocokkan profit di Google Spreadsheet dengan uang yang di rekening. Semisal modal satu toko 30 juta dan dilaporkan profit 20 juta, maka hasil akhirnya harusnya menjadi 50 juta.

Cara untuk menghindari admin nakal ala Arief yakni memancing dengan berpura-pura menaruh uang di tempat terbuka untuk mengetes kejujuran mereka.

3. Malas update

Menurut Arief, jika malas untuk update akan kalah dengan kompetitor lain. Harus dipahami bahwa update foto, video, deskripsi dan retargeting itu penting untuk menarik customer termasuk iklan.

Dalam bisnis workshop-nya, Arief mengungkap beberapa faktor yang memungkinkan bagi member bisa gagal, yaitu:

  • Member tidak mau mempelajari video yang ada di web
  • Member tidak mau atau malu sharing masalah
  • Produk branding kurang menarik calon customer

Itulah rahasia sukses Arief Budiman Nasuko hanya lewat bisnis droship. Semoga bisa bermanfaat ya!

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: