Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penjualan Rumah Tapak Laris Manis di Masa Pandemi

Penjualan Rumah Tapak Laris Manis di Masa Pandemi Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi Covid-19 tidak hanya menekan kinerja industri properti, tetapi juga mengubah perilaku konsumennya. Salah satunya adanya peningkatan penjualan di kategori landed house dan penurunan penjualan di kategori apartemen.

"Peminat konsumen tidak lagi ke apartemen, tetapi cenderung ke landed. Jadi, apartemen mengalami penurunan yang sangat tinggi," kata Executive Vice President, Nonsubsidized Mortgage & Consumer Division Bank BTN, Suryanti Agustinar, di Jakarta, Selasa (16/3/2021).

Baca Juga: Relaksasi Pajak Properti Ternyata Hanya Menguntungkan Pengembang Tertentu Saja

Suryanti mengungkapkan, konsumen saat ini tertarik untuk memiliki hunian di perumahan yang terintegrasi dengan berbagai fasilitas penunjang, seperti transportasi umum KRL, LRT, Busway, jalan tol, sekolah, dan pusat perbelanjaan.

"Sekarang konsumen cenderung lebih senang memiliki rumah tidak mesti di Jakarta dan tidak harus dalam kota karena bisa WFH, yang penting transportasinya terjangkau. Jarak tidak menjadi hambatan mereka," paparnya.

Bahkan, saat ini rumah-rumah landed yang memang lokasinya jauh justru banyak peminatnya. Ia melihat banyak konsumen yang tertarik dengan KPR di lokasi-lokasi pinggiran dengan harga sekitar Rp500-Rp800 juta saja.

Di sisi lain, konsumen makin sadar terhadap kesehatan dan lingkungan hidup yang bersih. Konsumen menginginkan fasilitas seperti jogging track dan jalur sepeda untuk berolahraga maupun taman untuk melakukan aktivitas di luar ruangan.

"Kami lihat sekarang consumer makin peduli terhadap kesehatan dan lingkungan hidup. Mereka rata-rata mencari developer yang mempunyai konsep perumahan yang sehat, ada ruang untuk bekerja, dan fasilitas lainnya lengkap. Jadi, developer yang punya tempat olahraga menjadi pilihan mereka," ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, developer harus memperhatikan perubahan tren konsumen agar kebutuhan konsumen bisa terpenuhi di masa pandemi Covid-19. Dengan mengikuti tren tersebut, secara langsung sektor penjualan perumahan juga akan meningkat.

"Sebagai masukan, developer harus memperhatikan hal ini bahwa konsumen memilih rumah tidak hanya sekadar lokasi, tapi konsep-konsep kesehatan itu menjadi pilihan bagi para konsumen. Terutama bagi milenial, ternyata milenial itu sangat konsen dengan hidup sehat," ujar Suryanti.

Dampak pandemi Covid-19 ini juga kata dia membuat konsumen beralih ke teknologi digital dalam kehidupan sehari-harinya, termasuk dalam mencari hunian rumah. Migrasi konsumen ke teknologi digital ditandai dengan peningkatan pengunjung virtual expo yang diadakan oleh bank BTN, baik untuk melihat-lihat rumah maupun untuk pengajuan aplikasi pembelian rumah.

"Sekarang mereka (konsumen) tidak mau susah-susah mengajukan ke perbankan, makanya kami mengalami peningkatan melalui aplikasi online. Kemudian pemilihan lokasi juga semua online di portal kami, kerja sama dengan beberapa developer besar pun tidak lagi mengunjungi lokasi melainkan secara virtual," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: