Bank-bank nasional yang fokus pada layanan customer bergegas menerapkan otomasi dan digitalisasi. Hal ini memacu transformasi layanan perbankan, mulai dari model bisnis, proses, hingga produk dan jasa, yang berbasis pada layanan digital. Inilah yang lambat laun mendisrupsi peran kantor-kantor cabang bank.
Ini bukan pilihan, tapi sebagai keniscayaan. Sebab, bank yang terlambat, apalagi yang tidak melakukan otomasi dan digitalisasi, akan tergusur karena kalah kompetisi, baik dari sisi biaya maupun manajemen risiko.
Pandemi Covid-19 semakin mengonfirmasi bahwa otomasi dan digitalisasi adalah sebuah keniscayaan bagi bank yang ingin survive dan terus bertumbuh. Ini pula yang dilakukan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, bank terbesar di Indonesia. Bank yang kini dipimpin oleh Darmawan Junaidi itu selama ini fokus untuk pengembangan dan penguatan digital banking.
Untuk tahun 2021, misalnya, Bank Mandiri telah menyiapkan anggaran sebesar Rp1,75 triliun untuk belanja modal (capital expenditure/capex) dalam rangka pengembangan digital banking.
Capex sebesar itu dialokasikan untuk tiga hal utama. Pertama, meningkatkan keandalan sistem layanan. Kedua, penguatan core banking melalui peremajaan. Ketiga, melakukan rekayasa ulang proses bisnis (Business Process Reengineering/BPR).
Bank Mandiri banyak melakukan business process reengineering, termasuk di antaranya melakukan underwriting dengan menggunakan teknologi AI maupun machine learning. Saat ini, hampir 90% dari aplikasi kartu kredit Bank Mandiri, dynamic currency conversion (DCC)-nya telah menggunakan mesin.
Sebagai salah satu bank nasional dengan customer base terbesar, Bank Mandiri telah memetik banyak benefit dari pemanfaatan dan pemaksimalan teknologi AI dalam proses internal. Di antaranya peningkatan efisiensi proses pengajuan kredit serta penawaran produk kepada nasabah potensial. Produk kredit yang ditawarkan di antaranya kartu kredit, kredit kepemilikan rumah (KPR), kredit serbaguna, maupun kredit individual/kredit tanpa agunan (KTA).
Pada produk kartu kredit, misalnya, Bank Mandiri setidaknya memetik empat manfaat dari pemaksimalan teknologi AI. Pertama, peningkatan waktu pemrosesan (turn around time/TAT) hingga empat kali lebih cepat dan kemampuan untuk melakukan persetujuan instan. Kedua, otomatisasi pengambilan keputusan hingga 90% dengan menggunakan rule-base engine. Ketiga, approval meningkat hingga 18%. Keempat, produktivitas operasi tumbuh hingga 125%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti