Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Elektabilitas Naik, Figur AHY yang Terzalimi Ingatkan Jejak SBY, Kubu Moelodko: Wajar Playing Victim

Elektabilitas Naik, Figur AHY yang Terzalimi Ingatkan Jejak SBY, Kubu Moelodko: Wajar Playing Victim Kredit Foto: Instagram/agusyudhoyono

Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K menilai, naiknya elektabilitas AHY secara siginifikan di Maret tidak terlepas dari prahara yang tengah menerpa partai berlogo mercy itu sekitar 2 bulan terakhir. KLB yang digelar awal Maret lalu, kemudian menobatkan Moeldoko, sosok dari lingkaran Istana sebagai ketua umum, membuat publik jadi simpati kepada AHY.

“Figur AHY yang terzalimi mengingatkan saat ayahnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) naik ke panggung kekuasaan pada tahun 2004,” kata Okta dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan mengatakan, melejitnya elektabilitas AHY adalah sebuah keniscayaan. Namun, bukan karena efek prahara Demokrat semata.

“Tapi juga rangkaian panjang empat tahun aktivitas politik yang dijalaninya. Termasuk apa yang terjadi dua bulan terakhir ini (prahara Partai Demokrat) sebagai batu ujian AHY memimpin partai,” kata Hinca, kepada Rakyat Merdeka tadi malam.

Seperti diketahui, AHY mulai terjun ke dunia politik sejak September 2017. Ketika mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Kemudian dalam setahun terakhir, ia menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Hinca meyakini, dalam empat tahun terakhir ini, dukungan publik yang kepingin AHY menjadi calon pemimpin baru masa depan, terus menguat. “Survei-survei itu adalah cermin atas sikap publik yang memberikan dukungannya,” sambungnya.

Anggota Komisi III DPR itu memproyeksikan, popularitas dan elektabilitas AHY ke depan akan terus menanjak sebagai efek kematangan AHY dalam menghadapi upaya kudeta.

“Menurut saya, ke depan ini popularitas dan elektabilitasnya AHY akan terus menaik, karena makin matang termasuk menghadapi permasalahan yang sedang terjadi saat ini,” tandasnya

Lalu apa tanggapan kubu Moeldoko? Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat kubu Kongres Luar Biasa (KLB) Marzuki Alie menilai melejitnya elektabilitas AHY bukan hal yang luar biasa. Apalagi secara persentase, elektabilitasnya masih jauh di bawah figur lainnya. Seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, hingga Prabowo Subianto. “Playing victim, itu wajar mas,” kata Marzuki, kepada Rakyat Merdeka, semalam.

Soal belum masuknya nama Moeldoko dalam survei Capres 2024, mantan Ketua DPR itu tak mau ambil pusing. Karena konsentrasi pihaknya saat ini bukan Pilpres, tapi bagaimana menyelamatkan Partai Demokrat dari politik dinasti. “Itu prinsip utama. Menang kalah, nanti Tuhan yang kasih jalan,” sambungnya.

Inisiator KLB lain, Max Sopacua juga mengaku tak mau diseret terlalu jauh ke Pilpres 2024. Menurutnya, survei Capres itu hanya akan mengacaukan misi mereka untuk menyelamatkan partai. “Jadi kalau Pak Moel tidak masuk, itu wajar-wajar saja. Karena belum ada program ke sana. Kita selesaikan dengan Kemenkumham dulu,” kata Max dalam perbincangan dengan Rakyat Merdeka, semalam. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: