Arab Saudi Usul Gencatan Senjata, Houthi Terang-terangan Ragu karena...
Perang telah menewaskan lebih dari 100.000 orang, banyak dari para korban itu warga sipil, menurut The Armed Conflict Location & Event Data Project (ACLED), database yang melacak kekerasan di Yaman.
Konflik tersebut secara luas dipandang sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran.
Perang di Yaman telah menemui jalan buntu selama bertahun-tahun dan menyebabkan 80% populasi Yaman bergantung pada bantuan. Houthi mengatakan mereka memerangi sistem yang korup dan agresi asing.
Arab Saudi memimpin koalisi militer yang memerangi gerakan Houthi.
Saudi berada di bawah tekanan yang meningkat untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama enam tahun sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengisyaratkan Washington tidak akan lagi mendukung intervensi tersebut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga memperingatkan kelaparan meningkat di Yaman.
“PBB menyambut baik niat Saudi melakukan sejumlah tindakan membantu mengakhiri konflik di Yaman," papar juru bicara PBB Farhan Haq.
Haq mengatakan proposal tersebut sejalan dengan inisiatif PBB dan utusan khusus Martin Griffiths akan menindaklanjuti dengan pihak-pihak yang bertikai.
Pangeran Faisal mengatakan, “Saudi akan bekerja dengan komunitas internasional untuk menekan Houthi untuk menerima dan datang ke meja perundingan dan koalisi yang dipimpin Saudi akan terus menghadapi serangan Houthi dengan tanggapan yang diperlukan."
Houthi meningkatkan serangan drone dan rudal di Arab Saudi, termasuk di fasilitas minyak. Houthi juga melancarkan serangan darat untuk merebut wilayah Marib yang kaya gas di Yaman.
Koalisi Saudi menanggapi dengan serangan udara di fasilitas militer Houthi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: