Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Difitnah Penyebab Macetnya Terusan Suez, Kapten Cantik Mesir: Mungkin karena Saya Wanita dan Sukses

Difitnah Penyebab Macetnya Terusan Suez, Kapten Cantik Mesir: Mungkin karena Saya Wanita dan Sukses Kredit Foto: The Sun/PA
Warta Ekonomi, Kairo -

Kapten kapal wanita pertama Mesir difitnah oleh para troll sebagai penyebab terblokirnya Terusan Suez oleh kapal kontainer raksasa MV Ever Given. Padahal, pada saat insiden, kapten cantik ini berada di kapal yang berbeda ratusan kilometer jauhnya.

Marwa Elselehdar bekerja sebagai rekan pertama di komando Aida IV di Alexandria ketika kapal MV Ever Given yang panjangnya sekitar 400 meter terjepit di Terusan Suez, membuat rute pengiriman utama dunia terhenti.

Baca Juga: Mampir di Terusan Suez, Kapal Induk USS Eisenhower AS Kini Lanjut Memasuki Timur Tengah

Tetapi fitnah online dan berita palsu menyebarkan kebohongan bahwa dia telah menyebabkan kapal kontainer raksasa itu kandas di Terusan Suez.

Fitnah tentang perannya di MV Ever Given sebagian besar dipicu oleh tangkapan layar dari tajuk berita palsu—yang diduga diterbitkan oleh Arab News—yang mengatakan bahwa dia terlibat dalam insiden di Terusan Suez.

NINTCHDBPICT000645474795.jpg?w=620

Foto yang direkayasa tersebut berasal dari cerita asli Arab News, dirilis pada tanggal 22 Maret, yang menggambarkan kesuksesan Marwa sebagai kapten kapal wanita pertama Mesir. Foto tersebut telah dibagikan puluhan kali di Twitter dan Facebook.

Beberapa akun Twitter yang menggunakan namanya juga telah menyebarkan klaim palsu bahwa dia terlibat dengan kapal MV Ever Given.

"Saya merasa bahwa saya mungkin menjadi target, mungkin karena saya wanita yang sukses di bidang ini atau karena saya orang Mesir, tetapi saya tidak yakin," kata kapten cantik berusia 29 tahun itu seperti dilansir news.com.au, Senin (5/4/2021).

Artikel palsu yang menyeretnya berbahasa Inggris sehingga tersebar di negara lain.

"Komentar di artikel itu sangat negatif dan kasar, tetapi ada begitu banyak komentar suportif lainnya dari orang biasa dan orang yang bekerja dengan saya," ujarnya.

"Saya memutuskan untuk fokus pada semua dukungan dan cinta yang saya dapatkan, dan kemarahan saya berubah menjadi rasa syukur," katanya.

"Juga, perlu disebutkan bahwa saya menjadi lebih terkenal dari sebelumnya," imbuh dia.

Marwa mengatakan dia selalu menyukai laut, dan terinspirasi untuk bergabung dengan merchant navy (Angkatan Laut niaga) setelah kakaknya mendaftar di Arab Academy for Science Technology & Maritime Transport (AASTMT).

Meskipun akademi hanya menerima laki-laki pada saat itu, dia tetap melamar dan diberi izin untuk bergabung setelah peninjauan hukum oleh Presiden Mesir saat itu Hosni Mubarak.

Selama studinya, Marwa Elselehdar mengatakan dia menghadapi seksisme di setiap kesempatan.

“Di atas kapal, mereka semua adalah pria yang lebih tua dengan mentalitas berbeda, jadi sulit untuk tidak dapat menemukan orang yang berpikiran sama untuk diajak berkomunikasi," katanya.

“Sangat menantang untuk melalui ini sendirian dan dapat mengatasinya tanpa memengaruhi kesehatan mental saya," ujarnya.

"Orang-orang di masyarakat kita masih tidak menerima gagasan tentang gadis-gadis yang bekerja di laut jauh dari keluarga mereka untuk waktu yang lama, tetapi ketika Anda melakukan apa yang Anda sukai, Anda tidak perlu meminta persetujuan semua orang," paparnya.

Kapal MV Ever Given yang berbendera Panama adalah milik perusahaan Jepang, namun dioperasikan oleh perusahaan Taiwan. Kapal raksasa ini tersangkut dan memblokir Terusan Suez enam hari. Sekitar 400 kapal sebelumnya tak bisa lewat akibat insiden itu.

Otoritas Terusan Suez di bawah naungan negara Mesir mengaku menghabiskan USD1 miliar atau lebih dari Rp14,5 triliun untuk membebaskan Terusan Suez dari sumbatan kapal raksasa itu.

Pemerintah Mesir mengajukan kompensasi dengan nilai yang sama terhadap operator kapal raksasa itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: