Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beragam Cara Dukung Demokrasi, Rakyat Myanmar Jual Barang-barang Berharga

Beragam Cara Dukung Demokrasi, Rakyat Myanmar Jual Barang-barang Berharga Kredit Foto: Federation of Garment Workers Myanmar
Warta Ekonomi, Yangon -

Aksi demonstrasi menentang kudeta junta militer di Myanmar semakin meluas. Warga Myanmar terus memperlihatkan perlawanan mereka terhadap kepemimpinan otoriter militer dengan mendukung aksi protes yang dilakukan pemerintahan bayangan, Komite Perwakilan Pyidaungsu Hluttaw (CRPH).

Warga Myanmar yang menolak kudeta menjual barang-barangnya, mulai pakaian dan mainan, hingga benda kesayangan mereka. Para pengguna Facebook telah menggunakan media sosial itu untuk menjual dan mengiklankan barang-barang mereka.

Baca Juga: Sejak 1 Februari, Kudeta Militer Renggut 564 Nyawa Rakyat Myanmar

Semua uang dari hasil penjualan akan diberikan untuk mendanai CRPH, pemerintahan yang dibentuk oleh parlemen terpilih yang digulingkan junta.

Meski otoritas junta telah membatasi akses internet, internet masih dapat diakses oleh sejumlah rumah tangga yang memiliki jaringan koneksi fiber, seperti dilansir dari Channel News Asia, Rabu (7/4/2021).

Minggu lalu, seorang wanita muda menawarkan memberikan koleksi musik K-pop Exo dan benda kesayangannya. Mereka yang tertarik dengan barang-barang tersebut hanya perlu menunjukkan bukti donasi mereka kepada CRPH. Mereka yang menyumbangkan dana paling banyak akan mendapatkan benda-benda tersebut.

Warga lainnya menjual koleksi super hero LEGO Marvel secara online. "Ini tidak mahal tapi sangat sulit untuk didapatkan. Jika kamu menunjukkan slip donasi CRPH, pilih apapun dan saya akan memberikannya pada kamu," demikian pesan iklan pengguna facebook itu.

Sekelompok sahabat mengiklankan koleksi novel, buku motivasi dan puisi untuk dijual dan hasilnya akan disumbangkan untuk mendanai perjuangan melawan kudeta junta. Tidak hanya barang yang dijual, tapi jasa juga ditawarkan untuk perjuangan demokrasi.

Seorang penjahit menawarkan jasa menjahit pakaian tradisional Myanmar secara gratis kepada mereka yang mendonasi US$25 atau sekitar Rp363 ribu. Seorang musisi menawarkan pelajaran gitar dan ukulele seumur hidup. 

Seorang pemimpin ekspedisi luar ruangan menawarkan untuk membawa lima orang liburan petualangan. Ekspedisi tersebut akan diberikan kepada pemenang undian berhadiah dari para pemberi sumbangan ke CPRH, Gerakan Pembangkangan Sipil yang menyelenggarakan kegiatan demonstrasi harian atau untuk membantu ribuan pengungsi internal.

Namun, ada satu syarat kecil untuk penawaran itu, bahwa barang atau jasa yang diiklankan itu dapat ditebus "setelah revolusi".

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: