Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Maia Estianty 2 Kali Kena COVID-19, Apa Sebabnya?

Maia Estianty 2 Kali Kena COVID-19, Apa Sebabnya? Kredit Foto: (Foto: Instagram)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Maia Estianty terinfeksi COVID-19 2 kali. Apakah hal itu mungkin terjadi? Lalu, apa penyebab di balik fenomena tersebut?

Kondisi ini membuatnya merasa sangat menyebalkan, lantaran penyembuhannya butuh waktu lebih lama. Ia juga merasakan gatal di tenggorokan.

"Aku kemarin sempat terkena covid-19 yang kedua kali. Ih nyebelin ya," ujar Maia Estianty, seperti dikutip dari kanal YouTube Maia ALELDUL TV, Minggu (11/4/2021).

Baca Juga: Gerombolan Moeldoko Tuding AHY Cs Tutup-tutupi Borok Demokrat di Balik KLB Abal-abal

Baca Juga: Dear Korban Gempa Malang, Pemprov Jatim Janjikan Ini

Lantas, apa penyebab seseorang bisa positif terinfeksi covid-19 untuk kedua kalinya?

Profesor mikrobiologi dan patologi di New York University, Philip Tierno Jr, mengatakan bahwa sekali terinfeksi sebetulnya infeksi tersebut bisa tidak aktif. Namun jika menemukan jalurnya, bisa bergerak ke paru-paru.

Sementara itu, dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dalam riset terhadap pasien covid-19 yang sembuh menunjukkan perlindungan kekebalan tubuhnya terhadap virus corona menurun, bahkan hilang setelah dua atau tiga bulan.

Clemens Wendtner, dokter kepala di Rumah Sakit Schwabing di Munchen Jerman, melakukan rangkaian pengujian kekebalan pasien covid-19 yang dirawat pada akhir Januari 2020 dan dinyatakan sembuh.

Tes menunjukkan turunnya jumlah antibodi pada tubuh mereka secara signifikan. "Antibodi yang menghentikan serangan virus, menghilang hanya dalam waktu dua sampai tiga bulan pada 4 dari 9 pasien yang dimonitor," jelas Wendtner.

Kemudian ahli virologi di University of Warwick, Profesor Lawrence Young, mengatakan tidak mungkin dua jenis virus covid-19 dapat menginfeksi sel pada saat yang bersamaan.

"Jika satu virus masuk, ia mengambil alih sel itu, dan sulit bagi virus lain untuk masuk," ungkapnya.

Dia menambahkan, perubahan pada virus itu didorong oleh mutasi acak. "Virus bermutasi pada tingkat yang sangat rendah dan banyak (mutasinya) sebagai tanggapan terhadap tekanan rendah yang kita berikan padanya," tambah Young.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: