Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tertekan Pandemi, Pendapatan PGN Menyusut 25%

Tertekan Pandemi, Pendapatan PGN Menyusut 25% Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Perusahaan Gas Negara Tbk pada tahun 2020 membukukan pendapatan sebesar US$2,89 miliar atau sekitar Rp42,07 triliun. Angka ini turun 25% jika dibandingkan pendapatan pada 2019 yang mencapai US$3,85 miliar atau sekitar Rp56,35 triliun.

Direktur Keuangan PGN, Arie Nobelta Kaban, mengungkapkan bahwa tahun 2020 merupakan tahun penuh tantangan bagi PGN karena ketidakpastian kondisi global dan nasional akibat pandemi Covid-19 yang sangat berdampak pada kinerja PGN selama tahun 2020.

Baca Juga: 2020, Laba Bersih Panca Mitra Multiperdana Melonjak 78%

"Meskipun demikian, dalam tahun penuh tantangan, PGN tetap berhasil melaksanakan berbagai penugasan pemerintah," kata Arie pada akhir pekan lalu. Arie mengungkapkan, dari pendapatan tersebut, PGN mencatat laba operasi sebesar US$303,71 juta dan EBITDA sebesar US$696,85 juta.

Pencapaian tersebut diperoleh melalui upaya manajemen dalam melakukan improvement dan program efisiensi di berbagai proses bisnis yang mampu menurunkan opex sebesar US$180,4 juta (Rp2,6 triliun) dibandingkan dengan tahun 2019.

Selain itu, manajemen juga berhasil melakukan penurunan capex. Salah satunya pada pembangunan pipa minyak Rokan sebesar US$150 juta (Rp2,1 triliun). Dari perhitungan rasio keuangan, posisi keuangan konsolidasian perseroan tetap menunjukkan posisi keuangan yang masih baik.

Total aset PGN sebesar US$7,53 miliar yang di dalamnya termasuk kas dan setara kas sebesar US$1,18 miliar, total liabilitas sebesar US$4,57 miliar, total ekuitas sebesar US$2,96 miliar serta rasio lancar sebesar 1,7 kali.

"Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang masih sangat baik," jelasnya. Sementara itu, untuk Rasio Debt Service sebesar 1,3 kali. Capaian ini memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga dan pokok pinjaman yang masih mencukupi.

Adapun Rasio Debt to Ekuity sebesar 51:49 yang menunjukkan komposisi capital perusahaan dari debt dan ekuity masih seimbang dan masih lebih rendah dibandingkan loan covenant 70:30 saat ini sehingga cukup terbuka ruang pendanaan eksternal untuk pengembangan perusahaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: