Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alibaba Cerah Lagi, Sahamnya Kembali Meroket Usai Ant Group Siap Restrukturasi

Alibaba Cerah Lagi, Sahamnya Kembali Meroket Usai Ant Group Siap Restrukturasi Kredit Foto: TechCrunch
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saham Alibaba di Hong Kong melonjak hampir 4% pada pembukaan pada hari Selasa usai regulator memerintahkan afiliasi teknologi keuangan raksasa e-commerce itu, Ant Group, untuk mengubah bisnisnya.

Bersamaan dengan itu, denda sebesar 18,23 miliar yuan (Rp40,7 triliun) dilayangkan untuk Alibaba sebagai hasil penyelidikan anti-monopoli oleh regulator. Hal ini justru menjadi kelegaan bagi para investor.

Baca Juga: Jack Ma Ngalah, Ant Group Bakal Restrukturasi Jadi Perusahaan Induk dengan Segmen Keuangan

Dilansir dari CNBC International di Jakarta, Selasa (13/4/21) saham Alibaba yang terdaftar di Hong Kong kemudian mengupas keuntungan pembukaan mereka, namun terakhir terlihat diperdagangkan naik hampir 2% selama sesi Selasa. Saham Alibaba yang terdaftar di AS juga ditutup lebih tinggi 9% dari hari Senin.

Alibaba yang didirikan Jack Ma memiliki sekitar 33% saham di Ant Group, perusahaan yang menjalankan aplikasi pembayaran seluler Alipay yang sangat populer di China. Pada bulan November, regulator memaksa Ant Group untuk menangguhkan IPO senilai USD34,5 miliar di Hong Kong dan Shanghai.

Hal itu terjadi juga datang hanya beberapa hari setelah Jack Ma, pendiri Ant Group dan Alibaba, membuat komentar yang kritis terhadap regulator keuangan China.

Pada bulan Desember, People’s Bank of China (PBOC) memerintahkan Ant Group untuk memperbaiki bisnisnya. Dan pada hari Senin, bank sentral China menguraikan detail konkret tentang apa saja yang perlu dilakukan perusahaan.

PBOC meminta Ant Group untuk merestrukturisasi menjadi perusahaan induk keuangan. Ant Group juga harus membuat lebih banyak pemisahan antara aplikasi pembayarannya Alipay dan produk kreditnya. Yu'e Bao, dana pasar uang Ant Group, yang pernah menjadi yang terbesar di dunia, juga harus dikurangi ukurannya.

Denda anti-trust besar-besaran Alibaba dan rencana restrukturisasi Ant Group adalah bagian dari ketatnya cengkeraman China pada perusahaan teknologi negara. Aktivitas mereka sering kali menjangkau berbagai sektor mulai dari game hingga teknologi keuangan serta komputasi awan.

Meski sejauh ini perhatian Beijing terfokus pada kerajaan Jack Ma, ada tanda-tanda bahwa tindakan keras tersebut dapat meluas ke lebih banyak perusahaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: