Hidup Miskin hingga Berharta Rp48 T, Ini Prinsip Hidup Konglomerat Dato Sri Tahir
Lebih lanjut, Dato' Sri Tahir mengatakan bahwa mereka yang sukses adalah karena memiliki visi. Di saat orang lain hanya melihat 10 langkah ke depan, mereka bisa melihat 100 langkah ke depan. Dan menurutnya, banyak orang tak bisa membedakan tujuan hidup dan proses hidup.
"Menjadi orang kaya bukan tujuan hidup, menjadi presiden bukan tujuan hidup, menjadi orang rohani bukan tujuan hidup, itu hanya proses yang dipakai. Tujuan hidup manusia hanya satu, menjadi berkat untuk manusia lain. Itulah visi," tandasnya.
Jadi, tujuan hidup versi Dato' Sri Tahir adalah membuat suatu nilai yang bermanfaat untuk orang banyak. Ia mengatakan bahwa hanya orang yang memiliki visi yang bisa mengubah dunia.
Dato' Sri Tahir dan Hermanto Tanoko memiliki satu kesamaan, yaitu sama-sama sangat menyayangi orang tua terutama ayah karena lahir dari ayah yang miskin. Meski demikian, mereka sama-sama merasa beruntung dan bersyukur memiliki ayah yang hebat, yang mengantarkan mereka kepada kesuksesan hari ini.
Dato' Sri Tahir pun sampai mengutip dalam Alkitab bahwa menghormati dan menyayangi orang tua adalah satu-satunya perinyah yang akan diberikan hadiah oleh Tuhan.
Karena itu, saat ayah Dato' Sri Tahir stroke hingga kotoran ayahnya harus dibersihkan sendiri olehnya, ia tetap tak mengeluh. Justru, Dato' Sri Tahir merasa di titik itulah ia bisa lebih dekat dan berbakti kepada sang ayah. Hebat sekali ya!
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: