Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dr Fauci Ramalkan AS Bakal Segera Gunakan Lagi Vaksin Johnson & Johnson

Dr Fauci Ramalkan AS Bakal Segera Gunakan Lagi Vaksin Johnson & Johnson Kredit Foto: Getty Images/SOPA Images/Pavlo Gonchar
Warta Ekonomi, Washington -

Pakar penyakit menular terkemuka di Amerika Serikat (AS), Dr. Anthony Fauci pada Minggu (18/4) mengatakan AS kemungkinan akan melanjutkan pengunaan vaksin Johnson & Johnson pekan ini, mungkin dengan pembatasan atau peringatan yang lebih luas setelah munculnya laporan dari beberapa kasus penggumpalan darah yang sangat langka.

Dalam serangkaian wawancara Dr. Fauci mengatakan ia memperkirakan keputusan tentang Johnson & Johnson akan disampaikan ketika tim penasehat bagi Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit CDC melangsungkan pertemuan Jumat nanti (23/4) guna membahas penangguhan penggunaan vaksin dosis tunggal itu.

Baca Juga: Anthony Fauci Minta Trump Bujuk Pendukungnya Agar Mau Divaksin

“Saya akan sangat terkejut jika kami tidak memulai kembali (penggunaan vaksin Johnson & Johnson) setelah hari Jumat,” ujarnya.

“Saya tidak benar-benar mengantisipasi jika mereka menginginkan penangguhan sedikit lebih lama,” lanjutnya.

Fauci, yang merupakan kepala penasehat medis pemerintahan Joe Biden, mengatakan ia yakin regulator federal akan kembali menggunakan vaksin Johnson & Johnson berdasarkan usia atau gender dengan peringatan menyeluruh, sehingga dapat diberikan dengan cara “yang sedikit berbeda dengan yang diberikan sebelum penangguhan itu.”

Vaksin Johnson & Johnson berada dalam ketidakpastian setelah Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit CDC dan Administrasi Pangan dan Obat-Obatan FDA pekan lalu mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak bukti untuk memutuskan apakah kasus penggumpalan darah yang tidak biasa yang ditemukan pada beberapa orang, memang terkait vaksin itu; dan jika benar demikian maka seberapa besar risikonya.

Beberapa laporan menyatakan enam kasus dari lebih tujuh juta orang yang diinokulasi vaksin Johnson & Johnson mengalami penggumpalan darah. Hal ini ditemukan pada enam perempuan berusia antara 18 – 48 tahun. Salah seorang di antaranya kemudian meninggal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: