Kolombia Memanas, Aksi Demonstrasi Selama Sepekan Tewaskan 24 Orang
Kolombia diguncang aksi protes selama tujuh hari berturut saat kelompok internasional dan selebriti mulai memberikan perhatian atas aksi kekerasan yang menewaskan 24 orang dan ratusan lainnya terluka.
Ombudsman Kolombia mengatakan pada Rabu bahwa 24 orang - 23 warga sipil dan satu petugas polisi - telah tewas dalam aksi protes yang dimulai 28 April lalu. Kerusuhan baru-baru ini awalnya dipicu oleh keputusan Presiden Kolombia Ivan Duque yang bulan lalu berusaha untuk mengesahkan RUU reformasi pajak dengan tujuan mengurangi krisis ekonomi dengan menaikkan pajak atas beberapa barang penting dan layanan publik.
Baca Juga: Dunia Desak DK PBB Rilis Embargo Senjata Global untuk Junta Myanmar
Sementara Duque membatalkan RUU itu untuk saat ini, aksi protes telah berubah menjadi gerakan yang lebih besar dengan fokus pada memerangi kemiskinan yang diperburuk oleh pandemi dan kebrutalan polisi - dan telah bertemu dengan perlawanan bermusuhan dan kekuatan mematikan dari pihak berwenang, kata para aktivis. Tanggapan dari penegak hukum di Kolombia menuai kecaman dari kelompok internasional.
Amnesty International merilis video yang menyoroti contoh kekuatan polisi yang berlebihan selama aksi protes, termasuk klip di mana kelompok tersebut mengklaim petugas menembakkan peluru mematikan ke kerumunan pengunjuk rasa di Cali.
Kantor Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB mengatakan pihaknya sangat khawatir dengan laporan penembakan polisi, dan mengingatkan pihak berwenang Kolombia tentang tanggung jawab mereka untuk melindungi hak asasi manusia. Amnesty International juga men-tweet bahwa otoritas Kolombia harus menghormati hak asasi manusia.
"Ketidakpuasan masyarakat atas ketidaksetaraan di Kolombia tidak boleh dicap sebagai 'vandalisme dan terorisme', juga tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk penindasan dengan kekerasan," kata organisasi itu seperti dikutip dari CBS News, Kamis (6/5/2021).
Protes anti-pemerintah yang mematikan juga mendapat perhatian dari para selebriti, termasuk bintang pop Kanada Justin Bieber dan bintang musik Kolombia seperti Shakira, Maluma dan J Balvin, yang semuanya setuju dengan situasi di negara asal mereka.
Bintang Reggaeton J Balvin menyerukan "perdamaian dan cinta" di akun Instagramnya.
"Situasinya di luar kendali," tulisnya. "Ini hak asasi manusia. Kami butuh bantuan Kolombia," sambungnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: