Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lagi, Autopilot Tesla Sebabkan Kecelakaan Fatal di California

Lagi, Autopilot Tesla Sebabkan Kecelakaan Fatal di California Kredit Foto: Unsplash/ David von Diemar
Warta Ekonomi, Jakarta -

CEO Tesla Elon Musk pernah mengklaim bahwa autopilot Tesla sangat aman, bahkan nantinya bisa lebih aman dibandingkan pengemudi manusia.

Meski demikian, 5 Mei 2021 silam sebuah Tesla Model 3 terlibat kecelakaan fatal di jalan tol Southern California. Diduga, Tesla tersebut sedang berjalan dengan Autopilot sebelum tabrakan. Demikian keterangan dari California Highway Patrol (CHP).

Baca Juga: Elon Musk Tak Lagi Terima Pembelian Tesla dengan Bitcoin

Lokasi kejadian tabrakan tersebut ada di Fontana, sekitar 80 kilometer sebelah timur kota Los Angeles. Kecelakaan itu sedang dalam penyelidikan dari National Highway Traffic Safety Administration. Ini akan menjadi kecelakaan ke-29 yang melibatkan Tesla di Amerika. Gara-gara kejadian itu, pengemudi pria berusia 35 tahun meninggal dunia.

Hasil penyelidikan awal CHP menyebut bahwa fitur Autopilot sedang dalam kondisi aktif sebelum kecelakaan terjadi. Meski demikian, dalam keterangan berikutnya, CHP menarik pernyataan tersebut. ”sejauh ini kami belum bisa memastikan apa mode kendara yang sedang digunakan dan apakah hal itu berkontribusi terhadap kecelakaan,” bebernya.

CHP mengungkap bahwa saat ini Autopilot Tesla memang sedang disorot dan mereka ingin mengingatkan kepada masyarakat bahwa mengemudi mobil adalah aktivitas yang rumit dan butuh fokus penuh dari pengemudi.

Sebelumnya, memang ada banyak kejadian unik yang melibatkan Autopilot Tesla. CHP pernah menangkap seorang pria yang berada di bangku belakang Tesla saat mengemudi di jalan luar kota dekat Oakland. Di Tesla tersebut tidak ada pengemudi sama sekali.

Karena Tesla memang memungkinkan fitur Autopilot aktif tanpa ada orang dibalik kemudi. Akibatnya, banyak pengendara Tesla yang mencoba “menguji” fitur tersebut secara ekstrim.

Meski demikian, dalam panduan pemilik dan website mereka, Telsa sudah menyebutkan bahwa fitur Autopilot dan “Full Self-Driving” bukan fitur yang benar-benar otonom. Karena itu, pengemudi harus tetap konsentrasi dan fokus, serta siap untuk mengambil alih dengan cepat.

Di Florida, ada dua kecelakaan yang melibatkan Tesla terjadi pada 2016 hingga 2019. Dua-duanya melibatkan fitur Autopilot. Dan dampaknya fatal. Pada 2018, seorang engineer Apple meninggal dunia karena menabrak pembatas jalan di Mountain View, California.

Berdasarkan statistik, sistem Tesla yang menggabungkan kamera, radar, dan sonar jarak pendek kesulitan saat mengenali kendaraan yang berhenti di bahu jalan.

Gara-gara kejadian terbaru ini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Amerika mendorong Tesla untuk mengembangkan sistem yang lebih baik lagi dalam memastikan agar pengemudi tetap siaga. Juga, membatasi penggunaan Autopilot hanya di jalan tol saja.

Chairman NTSB Robert Sumwalt mengatakann bahwa Tesla menggunakan pengemudi untuk menguji software “Full Self-Driving” di jalanan umum tanpa disertai aturan yang jelas. Karena aturannya hingga saat ini masih abu-abu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: